Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menyesalkan pertikaian aparat dan masyarakat yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Dia telah memerintahkan Kapolda untuk terjun langsung ke lokasi untuk menangani konflik tersebut. Ia mengklaim sekarang situasi sudah kondusif.
"Saya menyesalkan peristiwa itu, seharusnya tidak perlu terjadi. Kapolda sudah ke sana bersama Danrem, Pak Gubernur. Semua situasi sudah kondusif di sana, kemudian perbaikan kantor juga sudah," kata Tito kepada wartawan usai melepas Presiden Jokowi terbang ke Cina untuk hadir di KTT-G20 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat pagi (2/9/2016).
Dia berjanji akan menindak tegas anak buahnya yang terlibat dalam konflik dengan masyarakat tersebut. Tiga Polisi yang telah ditahan terkait kasus ini akan diproses secara hukum.
"Sekarang tinggal penegakan hukum. Penegakan hukum terutama kepada anggota (Polisi). Ada tiga anggota yang ditahan, saya sudah perintahkan lakukan proses hukum, termasuk hukum pidana terhadap tiga anggota itu," ujar dia.
Sementara itu, imbuh Tito, ketiga anggota Polisi tersebut kini masih menjalani pemeriksaan. "Sementara tiga anggota bisa saja sekarang sedang interview secara mendalam."
Diberitakan sebelumnya, pertikaian di Meranti berawal dari meninggalnya Apri Adi Pratama atau Adi, tersangka pembunuh Brigadir Adil S Tambunan. Adi merupakan honorer Dispenda Pemkab. Meranti. Adi pun tewas setelah ditangkap aparat, Kamis dini hari, 24 Agustus.
Insiden berlanjut setelah meninggalnya Isnadi yang diduga kepalanya tertembak saat aksi warga melakukan aksi protes di Mapolres Meranti.
Konflik ini bermula ketika Adi dan Brigadir Adil terlibat perkelahian di depan Hotel Furama, Selat Panjang, Kabupaten Meranti. Adil tewas setelah ditikam Adi. Setelah kabur, Adi berhasil ditangkap. Namun, justru ia tewas saat ditahan.