Suara.com - Sedikitnya tiga orang tewas dan sekitar seribu orang lainnya ditahan menyusul kerusuhan hari kedua pascapemilu di Gabon. Ricuh dipicu soal kontroversi pemilihan ulang Presiden Gabon Ali Bongo yang diajukan rivalnya, Jean Ping.
Petahana Bongo diduga curang dalam pemungutan suara. Ping menuding komisi pemilihan umum Gabon memanipulasi hasil pemungutan suara demi memenangkan Bongo. Karena ini, Ping mendesak Bongo segera dilengserkan dari kursi orang nomor satu di Gabon.
"Semua orang lihatlah, berkeliling ke kota, saksikan kerusakan yang diakibatkan oleh politisi yang tak mengakui dirinya kalah," kata Menteri Dalam Negeri Pacome Moubelet Boubeya seperti dikutip Reuters.
Sejumlah stasiun televisi, pusat perbelanjaan, dan rumah di kota Libreville dihancurkan oleh pelaku kerusuhan yang diduga dari kubu Ping. Menurut Menteri Boubeya, pelaku kerusuhan dilengkapi dengan granat dan senjata api lengkap. (Reuters)
Kepada Reuters, Ping membantah tuduhan tersebut. Justru, korban jiwa jatuh di pihaknya. Dua orang tewas dan beberapa lainnya luka saat kantor pusat partai yang dipimpinnya diserbu orang tak dikenal. Belakngan, Ping meminta bantuan dari lembaga internasional untuk melindungi partai dan simpatisannya.
"Satu-satunya solusi adalah Bongo harus mengakui kekalahannya. Karena pada kenyataannya dia sudah kalah, tandas Ping.