Mensos Ungkap Latar Belakang Para Korban Prostitusi Gay Berondong

Kamis, 01 September 2016 | 17:01 WIB
Mensos Ungkap Latar Belakang Para Korban Prostitusi Gay Berondong
Konferensi pers kasus prostitusi online gay di Mabes Polri [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa‎ menceritakan latar belakang ‎ketujuh anak yang baru saja diselamatkan dari kasus perdagangan dan prostitusi anak untuk kaum gay di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Dua anak di antaranya tidak didampingi orangtua saat menjalani pemeriksaan polisi karena keberadaannya belum diketahui.

"Saya sempat tanya, bagaimana mereka tinggal selama ini? Rupanya mereka ngontrak bersama anak-anak ‎15-16 tahun. Mereka jauh dari keluarganya. Akhirnya mereka diajak untuk melakukan itu," kata Khofifah di DPR, Kamis (1/9/2016).

‎Kemudian ada anak yang awalnya tak punya masalah dengan keluarga. Dia dan keluarganya baik-baik saja. Namun persoalan muncul setelah keluarganya berantakan. Anak tersebut kemudian pergi dari rumah dan bertemu dengan seseorang yang belakangan mengajak ikut jaringan gay.

"Misalnya, sampai umur 13 tahun dia bahagia, rumahnya seperti surga, setelah itu di rumah itu sering berantem, setelah itu tidak ada orang di rumah yang mau mendengarkan dia, sampai suatu saat ada yang mau mendengarkan keluhan dia dan mengajak dia dan seterusnya," kata dia.

"Jadi kita bisa lihat dari hasil rapid assessment untuk dijadikan petunjuk awal psycho social bagi anak-anak ini. Sementara sih kemungkinan kebutuhannya tiga-empat minggu, mereka harus mendapatkan psycho social therapy di rumah perlindungan ini," Khofifah menambahkan.

Ketujuh anak sekarang sudah dalam penanganan pemerintah. Khofifah mengatakan tengah memprioritaskan tiga anak untuk kembali bersekolah.

"Tapi prioritasnya sekarang adalah para orangtua yang tiga ini kan anaknya masih sekolah, maka diminta segera memintakan semacam surat pindah sementara supaya anak ini bisa sekolah. Yang tadinya di sekolah formal ya akan disegerakan untuk masuk sekolah‎, tetap didampingi pekerja sosial dari perlindungan anak," ujar dia.

Ketujuh anak, kata Khofifah, tengah dalam proses psycho social theraphy dengan pendampingan konsuler profesional. Mereka ditempatkan di rumah aman.

Selain itu, anak-anak juga akan menjalani medical check up di Rumah Sakit Polri Kramatjati dalam waktu dekat untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.

"Tadi malam tujuh anak yang sudah dibawa ke Bareskrim kemudian dilimpahkan proses psyco social teraphy-nya di rumah perlindungan anak Kemensos," kata Menteri Khofifah.

Kasus ini berawal dari penangkapan AR setelah dijebak di Jalan Raya Puncak KM 75, Cipayung, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (30/8/2016). Saat itu, polisi juga menemukan tujuh anak lelaki. Enam di antaranya berusia 16 tahun dan satu lagi usia 18 tahun. Selain AR, kemarin malam polisi kembali menangkap dua orang lagi.

Dari hasil pemeriksaan, polisi mencatat ada 99 anak korban prostitusi yang ditawarkan melalui Facebook oleh AR. Umumnya, korban berusia 12 tahun sampai 15 tahun. Rata-rata mereka anak putus sekolah dan berasal dari keluarga miskin.

AR menawarkan anak-anak kepada pelanggan melalui akun Facebook. Kalau ciri-ciri yang dicari pelanggan tidak ada, dia akan menghubungi mucikari lainnya.

Setiap transaksi, dia mengenakan tarif Rp1,2 juta. Kemudian anak-anak yang diberikan kepada pelanggan diberi komisi Rp100 ribu sampai Rp200 ribu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI