Transjakarta Murka dengan Aksi Pengeroyokan Andrew Mirip Ahok

Siswanto Suara.Com
Kamis, 01 September 2016 | 16:02 WIB
Transjakarta Murka dengan Aksi Pengeroyokan Andrew Mirip Ahok
Bus Transjakarta melintas di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (22/5/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Transjakarta menyerahkan rekaman CCTV berisi peristiwa pengeroyokan terhadap Andrew Budikusuma yang dilakukan oleh tujuh orang di bus Transjakarta sekitar halte JCC, Senayan. Setelah diserahkan ke Polda metro Jaya, CCTV tersebua akan dianalisa lagi di Mabes Polri.

"Sudah menyita hasil CCTV di halte busway sudah dikirim ke Mabes Polri untuk diperiksa kembali," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono, hari ini.

Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph mengutuk keras terjadinya peristiwa tersebut. Pasalnya kasus tersebut terjadi di area transportasi publik.

"Pertama, Transjakarta mengutuk keras akan kejadian ini, sangat menyangkan karena Transjakarta merupakan transportasi publik," kata Joseph.

Menurut dia petugas Transjakarta sudah menjalankan tugas sesuai prosedur.

"Organisasi kami berjalan baik. khususnya penjagaan sesuai standar, ada on board penjagaan menjaga keamanan dalam bus, lalu ada barrier yang bertugas di luar bus yaitu dalam halte, dan di luar itu ada pengendali jalur kami bekerjasama dengan TNI dan polisi," katanya.

Setelah kasus ini, Transjakarta akan meningkatkan pengamanan.

"Kami tingkatkan pengamanan bukan karena kasus ini juga, memang Transjakarta merupakan transportasi publik 24 jam dan harus dijaga," ujar Joseph.

Lima dari tujuh pelaku sudah diamankan dinihari tadi. Kelima orang yang ditangkap yaitu, satu, Dwi Saputra, warga Jalan Duri Bakin, Rt 1, RW 8 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora. Kedua, Heru Bagas Prasetio alias Hidung, warga Jalan Karendang Utara RT 6, RW 4, Kelurahan Tambora. Tiga, Muhammad Agus alias Aweng, warga Jalan Tambora 3, gang 4, RT 5, RW 6, nomor 7. Empat, Surjan, warga Jalan Duri Bangkit, RT 1, RW 8, nomor 1, Kelurahan Jembatan Besi, Tambora. Dan kelima, Aldi Rizaldi, warga Jalan Duri Bangkit, RT 2, RW 10, Kelurahan Jembatan Besi.

Kronologis

Usai melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Selasa (30/8/2016), Andrew menceritakan kronologis kasus penganiayaan yang dialaminya.

Ketika itu, Andrew naik Transjakarta dari halte Kuningan menuju ke Semanggi.

Sesampai di sekitar halte JCC, tiba-tiba diteriaki sekitar empat orang dengan menyebut sekumpulan orang dengan menyebut: "Lu Ahok bukan? Lu Ahok bukan?" Sambil berteriak, kata Andrew, mereka memukul.

"Ketika saya keluar antara pintu bus dan halte. Mereka langsung memukuli sambil teriak nama gubernur DKI, mereka turun di halte JCC," kata Andrew usai melapor ke polisi.
Atas penganiayaan tersebut, lelaki kelahiran Balikpapan pada 13 September 1992 itu luka lebam di bagian wajah.

"Luka sobek bagian atas dan bawah bibir, dan yang masih berbekas luka memar kecil di kepala," ujar Andrew.

Andrew kemudian menceritakan kekecewaannya dengan para petugas bus Transjakarta yang tidak mau menolongnya saat dianiaya. Setelah kejadian, para petugas juga tidak ada yang mau membantu Andrew membuat laporan ke kepolisian.

Tak terima dengan kasus penganiayaan, Andrew berusaha mengumpulkan bukti-bukti sendiri sebelum melapor polisi. Dia meminta rekaman CCTV, namun, petugas Transjakarta meminta Andrew untuk membawa surat dari polisi terlebih dahulu.

"Saya juga hubungi pihak Transjakarta, mereka mengatakan di rekaman CCTV memang ada kejadian itu. Mereka (pihak Transjakarta) suruh bawa laporan dari polisi," ujar Andrew.

Saat membuat laporan tadi, petugas mengumpulkan semua keterangan yang diingat Andrew. Namun, ketika diminta untuk mengenali pelaku, Andrew hanya bisa mengingat salah satu pelaku.

"Saya ingat, satu pakai baju batik. Itu saja saya lihat," kata Andrew. [Erlangga Bregas Prakoso]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI