Suara.com - Milisi Irak merekrut dan melatih remaja berumur belasan tahun untuk menghadapi kelompok militan ISIS di wilayah Mosul. Setidaknya ada tujuh bocah berumur di bawah 18 tahun masuk dalam daftar pelatihan pasukan khusus milisi Irak-dibantu Washington. Kebanyakan adalah warga muslim Sunni.
Hal ini diklaim telah melanggar konvensi PBB tahun 2002 yang melarang bocah di bawah umur dikirim untuk berperang. Beberapa angkatan bersenjata sejumlah negara memang melatih prajurit belia, namun bukan untuk disiapkan ke medan perang.
Kabar perekrutan ini dibenarkan pemimpin kamp Debaga di Erbil, pusat kota Kurdi Rzgar Abed kepada Reuters.
"Saya tidak bilang bisa mengendalikan segala situasi, tapi kami akan melakukan dengan cara apapun," katanya.
"Masalahnya adalah mereka (pejuang remaja) masih tinggal bersama keluarganya di sini. Jadi kami tidak bisa sepenuhnya melatih mereka," lanjutnya.
Pasukan koalisi pimpinan AS memang gencar melatih prajurit muda untuk menghadapi kekuatan ISIS, khususnya di wilayah Mosul. Menurut mereka, hal ini juga dilakukan ISIS.
"Daesh (ISIS) malah merekruit bocah enam hingga tujuh tahun untuk berperang. Saat mereka berumur 18 tahun, mereka sudah siap berperang," kata Sabawy, salah satu prajurit muda yang bergabung dengan pasukan koalisi. (Reuters)