Pastikan Sebab Kematian Mirna, Forensik Contohkan Israel

Rabu, 31 Agustus 2016 | 15:09 WIB
Pastikan Sebab Kematian Mirna, Forensik Contohkan Israel
Persidangan terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (18/8). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saksi ahli forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Budi Sampurna, menyatakan cara yang paling baik untuk sebab kematian seseorang ialah autopsi. Hal ini dikatakan Budi ketika memberikan keterangan dalam persidangan kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin dengan racun sianida yang dicampurkan ke es kopi Vietnam dengan terdakwa tunggal Jessica Kumala Wongso.

Selain menggunakan autopsi, kata Budi, di sejumlah negara memakai teknik CT Scan, pemeriksaan MRI, dan biopsi.

"Di Israel menggunakan CT Scan untuk mengetahui penyebab kematian. Di Swiss ada pemeriksaan lengkap. Ada pemeriksaan fotografi kulit, CT Scan, MRI. Kalau mayatnya masih baru, bisa dilakukan postmortem jadi sebab kematian bisa ditegakkan dengan mengambil hasil itu," kata Budi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (31/8/2016).

Budi mengatakan sebagian besar mengakui dapat mengetahui sebabnya kematian melalui teknik itu, tapi autopsi tetap menjadi proses golden standar untuk memastikannya.

Budi menambahkan dalam beberapa kasus, di mana korban belum meninggal, dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi rekam medis. Tetapi jika tidak melakukan autopsi padam kasus keracunan, Budi mengatakan umumnya dokter forensik memeriksa gejala-gejala yang timbul akibat keracunan.

"Kalau tidak mengandalkan otopsi kami punya cara lain. Melihat tanda atau gejala yang sesuai dengan racun sianida," kata Budi.

Dalam persidangan sebelumnya, saksi ahli forensik dari Rumah Sakit Polri Kramatjati Slamet Purnomo mengatakan Mirna tidak diautopsi ketika itu karena diminta penyidik polisi. Tetapi kuasa hukum Jessica menemukan surat permintaan autopsi dari kepolisian. Dan hal ini dipertanyakan dalam persidangan.

Mirna meninggal dunia usai meneguk es kopi Vietnam bercampur zat sianida di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/1/2016).

Saat peristiwa terjadi, di meja yang sama, Mirna ditemani dua kawan, Jessica dan Hanie. Mereka merupakan teman sekampus di Billy Blue College of Design, Sidney, Australia. Mereka lulus 2008.

Jessica ditangkap saat berada di Hotel Neo, Mangga Dua, Jakarta Utara, Sabtu (30/1/2016) sekitar pukul 07.45 WIB.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI