Suara.com - Satu per satu atlet top bulutangkis Indonesia dikabarkan bakal segera pensiun. Setelah sebelumnya isu ini menyerempet ke salah satu pasangan peraih emas bagi Indonesia di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Liliyana Natsir.
Kali ini, rumor serupa datang dari atlet ganda campuran Indonesia lainnya, Debby Susanto. Tandem Praveen Jordan itu dikabarkan tidak lama lagi akan gantung raket.
Situasi ini menyusul rencana perempuan kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, 3 Mei 1989, itu yang segera menempuh hidup baru dengan menapaki tangga mahligai pernikahan di penghujung tahun ini.
Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) pun mulai mengantisipasi kemungkinan pensiunnya Debby dalam waktu dekat.
Antisipasi yang dilakukan utamanya adalah mencarikan tandem baru bagi Praveen. Rencananya PP PBSI akan memberikan partner baru untuk Praveen dari salah satu atlet putri ganda campuran yang ada di pelatnas saat ini.
Keenam atlet putri itu diantaranya Melati Daeva Octavianti, Annisa Saufika, Gloria Emanuelle Widjaja, Shela Devi Aulia, Richi Puspita Dili, dan Masita Mahmudin.
"Debby memang akan menikah setelah Olimpiade Rio. Hingga saat ini saya masih mencari sosok (baru) yang paling pas buat pasangan Praveen," kata Kepala Pelatih Ganda Campuran PP PBSI, Richard Mainaky, dalam rilis yang diterima Suara.com, Selasa (30/8/2016).
"Pemain seperti Praveen itu butuh pasangan yang pintar memancing. Pasangan Praveen akan diambil dari keenam pemain putri yang sekarang ada di tim ganda campuran," pungkas Richard.
Sejak berpasangan pada tahun 2014, berbagai gelar bergengsi telah diraih Praveen/Debby. Salah satu diantaranya yang paling mencolok adalah saat menjuarai All England Super Series Premier 2016, pertengahan Maret lalu.
Selain itu, Praveen/Debby juga tercatat menyumbangkan medali emas dari sektor ganda campuran bagi Indonesia pada pentas SEA Games 2015 di Singapura.
Sayangnya, peringkat empat dunia ini belum berhasil sumbang medali pada Olimpiade 2016 lalu. Kiprah Praveen/Debby di pesta olahraga empat tahunan itu harus terhenti di perempat final.
Lawan yang menghentikannya tidak lain adalah senior mereka di pelatnas, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang akhirnya jadi penyumbang satu-satunya medali emas bagi Indonesia di Olimpiade 2016.