Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah pernyataan sejarawan Betawi J. J. Rizal yang menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memberikan anggaran kepada Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
"Dapat (anggaran), kan nggak bisa berturut-turut, dia (Rizal) cuma ngomong doang, kan. Sekarang logikanya gini, kamu mau dana hibah saja, kamu kelola, transparansi kamu dimana?" ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Ahok mengatakan berdasarkan keputusan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman dan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, bantuan hanya diperbolehkan maksimal tiga kali berturut-turut.
"Itu yang saya pertanyakan. Sekarang logika kamu, kalau kamu sayang barang ini kamu udah nggak mampu, terus pemerintah mau rawat barang kamu, kamu kasih nggak? Kok kamu nggak mau kasih, terus main politik gitu loh," katanya.
Ahok mengingatkan Rizal jangan asal bicara mengenai perhatian pemerintah terhadap pusat dokumentasi.
"Rizal nggak usah sok ngomong deh, yang gaji mereka tiap bulan puluhan juta itu siapa? Duit gua," kata Ahok.
"Sekarang saya tanya, jadi mereka mesti jujur, masih terima gaji dari uang Ahok bukan operasional? Kalau saya nggak mau kasih gaji sama mereka, boleh nggak saya? Boleh dong. Justru saya takut kamu berhenti maka saya kasih gaji kamu, saya takut nggak ada yang rawat," Ahok menambahkan.
Bahkan, kata Ahok, pemerintah menawarkan untuk mengelola koleksi pusat dokumentasi agar terjamin, namun usulan tersebut ditolak.
"Makanya pertanyaan saya kalau kamu cinta seni, pengurus yang ngaku cinta seni, lebih aman diserahkan ke pemda enggak? bukan pada Ahok loh. Pemprov Pemda DKI, di situ ada DPRD juga. Kamu masih nggak percaya kita bisa rawat, kamu boleh masuk jadi rawat di dalam," kata Ahok.
Ahok sengaja menggaji pegawai Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin dengan anggaran operasional Ahok karena cinta dan ingin merawat koleksi sastra.