Owi dan Butet Punya Cerita Unik di Olimpiade Rio 2016

Minggu, 28 Agustus 2016 | 18:37 WIB
Owi dan Butet Punya Cerita Unik di Olimpiade Rio 2016
Meet and Greet Apresiasi Negeri untuk Peraih Emas Olimpiade Rio', Jakarta, Minggu (28/8/2016). [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan peraih emas Olimpiade Rio De Janiero, Brasil, 2016 cabang olahraga bulutangkis di kelas ganda campuran, Tony Ahmad (Owi) dan Liliyana Natsir (Butet), punya kebiasaan aneh yang sudah dihafal masing-masing.

Hal itu diketahui dalam acara '‎Meet and Greet Apresiasi Negeri untuk Peraih Emas Olimpiade Rio' di Hotel Atlet Century Park Senayan, Jakarta, Minggu (28/8/2016). Ketika itu, ada seorang fans bernama Sifa yang mempertanyakan kebiasaan aneh Owi dan Butet.

"Kalau ‎Owi orangnya cengengesan," kata Butet.

"Kalau Butet orangnya seriusan," timpal Owi.

Dalam acara ini, keduanya juga membagikan cerita tentang pengalamannya di Brasil.‎ Pasangan ini awalnya tidak menyangka bila mereka akan memenangkan pertandingan final kala itu. Apalagi Owi yang sebelum pertandingan sangat grogi dan tegang.

"Iya saya tegang. Tegang kan manusiawi, kalau nggak tegang berarti nggak punya hati. Walaupun melewati banyak pertandingan, kalau final pasti tegang. Di sini saja saya tegang," kata Owi yang disambut tawa peserta yang hadir.

Butet juga demikian. Dia mengaku tegang dalam pertandingan final kala itu. Namun, dia menyembunyikan perasaan tegang supaya rekannya tidak bertambah tegang. Sebab, bila rasa tegang itu diketahui musuh, malah akan dimanfaatkan lawan main mereka.

"Nggak bisa dipungkiri rasa tegang itu ada. Tapi saya bisa menutupi itu," ‎ kata Butet.

"Tapi gimana caranya saya nggak tegang seperti dia (Owi). Saya pura-pura. Saya bilang, 'sudah lo tenang saja. Gw di depan, lo fokus saja di belakang'. Itu biar kelihatan tenang saja. Padahal saya tegang, tangan saya dingin. Waktu diajak tos, saya jadi mikir takut ketahuan," tambah Butet yang disambut tawa.

‎"Saat pertandingan saya selalu bilang 'tenang wi-tenang'. 'wi lo nggak tegang kan? Tarik nafas, loncat-loncat,' saya bilang gitu. Di set awal memang tegang, tapi selanjutnya lancar dan akhirnya menang," cerita Butet.

‎Sementara, pelatih mereka Richard Mainaky menceritakan berkat kerja keras Owi dan Butet, medali emas ini akhirnya bisa direbut. Karenanya, dia mengatakan setiap perjuangan harus dilakukan hingga akhir. Dia pun berharap, kerja keras pasangan Owi dan Butet ini bisa ditiru generasi muda saat ini.

"Dan, akhirnya saya nggak nyangka bisa jadi juara. Terimakasih atas dukungan semuanya," kata Richard.

Owi dan Butet berharap kisah yang mereka bagi ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak muda. Apalagi, bulutangkis sekarang ini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Sehingga para atlet bisa berjuang dengan sekuat tenaga.

Owi dan Butet pun mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat yang memberikan dukungan dan doa. Berkat dukungan dan doa itu, mereka akhirnya memberikan kado terindah di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-71.

"Perhatian dari pemerintah untuk bulutangkis ini sangat luar biasa. Jadi nggak usah khawatir lagi. Dengan prestasi ini mudah-mudahan bisa membangkitkan anak muda untuk berprestasi," kata Butet.

"Dan, mudah-mudahan ini bisa menginspirasi. Karena semuanya sudah diceritakan Butet," kata Owi yang disambut tawa peserta.

‎Acara temu fans ini diselenggarakan oleh Komunitas Anak Bangsa Juara (ABJ) yang bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia dan PB PBSI. Dalam acara ini, BNI memberikan perlindungan asuransi untuk Owi dan Butet sebesar Rp1 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI