Suara.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ikut menghadiri peringatan malam resepsi hari ulang tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ke-22 yang mengusung tema Media Ekspresi dan Keberagaman di Sari Pan Pasific Hotel, Thamrin, Jakarta, Jumat malam (26/8/2016).
Pada kesempatan itu, Lukman menyoroti peran media dalam menyikapi konflik keberagaman yang terjadi di Indonesia. Lukman menilai, seharusnya media bisa membantu publik dalam menemukan konteks sebuah konflik keberagaman lewat produk jurnalistik yang berkualitas. Oleh kaena itu konflik mengandung nilai berita yang dianggap menggelitik, bukan dijadikan sebagai komoditi menaikkan rating dan oplah untuk mendapatkan keuntungan.
"Profesionalisme jurnalis di tengah konflik teruji, ketika mampu mendudukkan teks pada konteks. dalam arti memaparkan akar masalah, memberikan warning agar konflik tak meluas, mendorong solusi penyelesaian konflik," kata Lukman dalam sambutannya.
Terkait praktik jurnalistik kata Lukman, seharusnya semua pihak tidak boleh mengabaikan keluhan kelompok yang dirugikan oleh pemberitaan seputar keberagaman.
Lukman pun mengutarakan soal rancangan undang-undang perlindungan umat beragama yang kini sedang digodok oleh pihaknya. Ia pun meminta media, termasuk AJI yang mewadahi jurnalis, untuk memberikan masukan membangun untuk menyempurnakan RUU tersebut.
"Sebab sebagian kontennya tentu akan kaitan dengan media. Misalnya, tentang penistaan agama di ranah publik, ujaran kebencian dalam dakwah dan seterusnya. Lewat ini kita bisa saling menyamakan persepsi dan membuka pandangan lebih luas demi terciptanya masyarakat yang lebih beradab," ujar Lukman.
Lukman juga menilai, organisasi seperti AJI berpotensial menjadi agen perubahan yang mempertaruhkan segala perbedaan, agar menjadi harmoni dan indah dengan bertumpu pada profesionalitas. Serta dapat menjadi promotor kebudayan yang dapat memajukan peradaban Indonesia yang lebih berkualitas.
"Independen AJI dapat menjadi teladan, dapat menyemai nilai kebaikan yang bersumber dari manapun dari agama manapun dari dari sumber ajaran leluhur," katanya.
Lebih lanjut, Lukman menuturkan, AJI bisa menjadi laboratorium keberagaman serta mampu merepresentasikan nilai yang baik dan mencerahkan masyarakat yang hakekatnya beragam.
Ia pun mendorong AJI untuk menciptakan ruang redaksi yang multi kultural sebagai etalase di kehidupan masyarakat yang berperadaban.
"AJI harus lebih membumi supaya dapat menancapkan pengaruhnya lebih pasti, perlu diperluas interaksi para pemangku kepentingan institusi, idealisme yang membumi, tak hanya memerlukan kaki juga mensyaratkan strategi dengan pemangku seantero negeri," tandas Lukman.
Selain Menteri Agama, hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar.
Menag Ungkap Pihaknya Sedang Godok UU Perlindungan Umat Beragama
Sabtu, 27 Agustus 2016 | 10:55 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Mitsubishi Fuso Masih Pertimbangkan Rakit Truk Listrik eCanter di Indonesia
15 November 2024 | 19:18 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI