Suara.com - Pejuang gender melalui radio komunitas di Deli Serdang, Sumatera Utara Siti Khadijah meraih Penghargaan SK Trimurti 2016. Penghargaan itu diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Khadijah adalah seorang aktivis pemberdayaan perempuan buruh kebun di bawah Organisasi Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari). Perempuan kelahiran 13 Maret 1978 ini gencar mendorong penguatan kepemimpinan perempuan dan membangun radio komunitas Hapsari, untuk wadah ekspresi kelompok perempuan pendidikan gender.
Khadijah terpilih karena konsisten dan militan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan buruh kebun melalui media massa dari wilayah yang sulit terjangkau oleh akses. Dewan Juri yang terdiri dari Ging Ginanjar (Jurnalis BBC Indonesia ), Missiyah (Direktur Institut Kapal Perempuan), dan Mariana Amiruddin (Komisioner Komnas Perempuan) serta Panitia SK Trimurti menilai, Khadijah memenuhi semua kriteria kandidat penerima penghargaan SK Trimurti.
“Khadijah aktivis perempuan yang perjuangannya disuarakan lewat media, konsisten dan militan di jalurnya, memiliki perspektif gender, HAM dan pluralisme yang komprehensif serta mewakili wilayah yang sulit dijangkau atau didengar oleh publik,” kata Ketua AJI Jakarta Ahmad Nurhasim, Jumat (26/8/2016).
Sejak 2001 Khadijah terlibat aktif memberikan pendidikan kepemimpinan, pengembangan unit usaha ekonomi, dan pendidikan gender lewat berbagai kegiatan kreatif. Semisal, pentas teater perempuan yang mengangkat kasus kekerasan, diskriminasi terhadap perempuan, atau kegiatan pelatihan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan. Pada 2009, Khadijah dipercaya untuk mengelola radio komunitas Hapsari. Di bawah asuhannya, radio ini berkembang menjadi wadah ekspresi komunitas perempuan yang progesif.
Ia melatih para buruh tani ini untuk percaya diri berbicara di depan publik lewat radio mengenai hak-hak perempuan di ruang publik. Sejumlah konten siaran lainnya berisi kritik terhadap tatanan nilai dan budaya patriarkat dan paternalisme di lingkungan mereka. Selain itu, Siti juga mengajari komunitas perempuan untuk bisa menggunakan media sosial.
“Penghargaan ini bukan sekedar apresiasi kepada figur-figur perempuan di di daerah, kami berharap penghargaan ini bisa menjadi afirmatif untuk mereka yang kurang terekspos agar mereka terus berkarya,” kata Ging Ginanjar, Anggota Dewan Juri SK Trimurti 2016.
Penghargaan SK Trimurti digagas AJI sejak tahun 2008 sebagai upaya penghormatan terhadap perjuangan perempuan. Anugerah ini sekaligus menjadi momentum penghormatan terhadap pahlawan nasional perempuan, yang juga jurnalis perempuan Indonesia pertama: Soerastri Karma (SK) Trimurti.
AJI memberikan anugerah ini khusus kepada perempuan dalam perjuangan mereka baik dalam demokrasi, HAM hingga kebebasan pers di Indonesia. Dan menjadi bagian dari upaya AJI mendorong kesetaraan gender di media massa.
“Siti layak menerima penghargaan ini karena konsistensi dan kegigihannya memperjuangkan hak perempuan untuk berekpresi. Siti tak hanya memperjuangkan keterwakilan perempuan secara struktural, tapi juga ke dalam tatanan nilai masyarakat di sana yang masih patriarkat,” Kata Raisya Maharani, Koordinator Divisi Perempuan AJI Jakarta.