Suara.com - Saksi ahli toksikologi I Made Agus Gelgel Wirasuta memaparkan hasil simulasi pembuatan es kopi Vietnam yang dicampur sianida dalam kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016). Made mengatakan terdapat perbedaan reaksi yang ditemukan saat tim melakukan simulasi pada kelima gelas kopi di kafe Olivier, Grand Indonesia Mall, beberapa waktu yang lalu.
"Terdapat reaksi yang berbeda-beda dari percobaan lima kopi Vietnam yang dicampur sianida," kata Made.
Dalam simulasi, kata dia, pada gelas pertama dimasuki zat sianida kemudian baru dituang es batu, susu, kopi, dan air panas. Pada percobaan ini tidak mengeluarkan bau saat es kopi diaduk. Dalam simulasi kopi, tim melibatkan pegawai kafe Olivier sebagai panelis.
"Semua panelis menilai kopi tidak berbau sedikit menyengat, saya catat," kata dia.
Kemudian pada simulasi gelas kedua, percobaan dilakukan dengan memasukkan secara berurutan es batu, sianida, susu, kopi, dan air panas. Pada percobaan ini mulai muncul reaksi bau yang sedikit menyengat.
Selanjutnya pada percobaan yang ketiga, gelas dimasukkan es batu, susu, sianida, kopi, dan air panas. Baunya cukup menyengat.
"Lebih kuat baunya. percobaan ketiga," kata dia.
Saksi yang didatangkan dari Universitas Udayana, Bali, itu, mengatakan reaksi bau sangat menyengat terjadi pada percobaan keempat. Urutan campurannya es batu, susu, kopi, sianida, dan air panas. Bau menyengat sampai tercium di seluruh ruangan kafe.
Sementara pada simulasi kelima, baunya tidak terlalu menyengat.
Pada percobaan keenam, tim menuangkan air panas terlebih dahulu ke dalam gelas, baru kemudian sianida. Namun, percobaan ini gagal dilakukan karena sudah lebih dulu menimbulkan bau sangat tajam. Percobaan keenam batal dilakukan karena tim khawatir mengganggu pengunjung kafe ketika itu.
"Dituangkan air panas, saya batalkan karena sangat berbahaya," kata Made.