Pada hari yang sama, Jokowi sempat menyeberang ke Tomok, Pulau Samosir, yang luasnya setara dengan luas negera tetangga, Singapura.
Jokowi didampingi Gubernur Sumut, Erry Nuradi dan beberapa Menteri Kabinet Kerja, seperti Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera), Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK), Siti Nurbaya, anggota DPR RI, Maruarar Sirait, dan anggota DPD RI, Parlindungan Purba.
Mereka ke Tomok menggunakan kapal motor wisata, Dosroha 2, selama 30 menit. Kapal jenis ini biasa dinaiki wisatawan dari dermaga Inna Hotel Parapat ke Tomok.
Sampai di Tomok, rombongan disambut oleh Bupati Samosir, Rapidin Simbolon. Sang Bupati sudah lama menanti kedatangan presiden ke Pulau Samosir. Menurut dia, sejak 71 tahun, baru kali ini ada presiden yang sudi menginjakkan kaki di Pulau Samosir.
Jokowi bersama rombongan pun menyempatkan diri ke Kampung Adat "Sigale-gale", Desa Wisata Tomok Pasaoran, Kecamatan Simanindo, dengan berjalan kaki sekitar 200 meter (m). Sepanjang perjalanan, rombongan melewati pasar seni, tempat penjualan suvenir, dan cinderamata.
Sesampainya di kampung adat, rombongan mendapatkan patung Sigale-gale dan beberapa rumah kayu adat dengan desain khas Batak. Presiden disambut tarian Sigale-gale dan Tortor Pangurason, yang dilanjutkan dengan pemakaian seperangkat pakaian adat Batak, dipandu oleh empat tokoh adat.
Pakaian adat Batak yang disematkan kepada presiden dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo adalah Hoba-hoba atau Hohop, atau Ulos Sibolang beserta tali pengikat sarung. Ada juga Ampe-ampe atau Ulos yang diselempangkan pada pundak sebelah kanan, lalu Tahuluk (topi adat) dan Sortali (ikat kepala untuk ibu negara). Presiden juga diberi Piso Halasan (pedang) dan Hajut (tas tempat sirih) untuk ibu negara. Terakhir, presiden diberikan Tunggal Panaluan atau tongkat raja.
Jokowi menyebut, keunikan budaya masing-masing suku sangat indah dan menarik bagi wisatawan. Perbedaan suku, adat istiadat, dan budaya, justru menguatkan karakter masing-masing, yang tidak perlu dipertentangkan.
"Bangsa ini dibangun dalam fondasi perbedaan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Rapidin menyampaikan terima kasihnya, karena sejak Maret 2016, presiden memutuskan untuk membangun ring road Samosir dan jembatan di salah satu daerah di Samosir. Saat ini, pembangunannya masih berproses.