Suara.com - Pihak kepolisian di Bangkok pada Senin (22/8/2016), mengumumkan adanya razia terhadap pengemudi atau pengendara yang bermain Pokemon Go di jalanan kota itu. Langkah ini menyusul kehebohan dan kontroversi pasca-resmi dirilisnya permainan poluper tersebut di Thailand.
Diketahui, Pokemon Go telah resmi dirilis di Thailand awal bulan ini. Hanya saja ternyata, selain disambut gembira sejumlah pihak terutama generasi muda Thailand yang dikenal akrab dengan budaya populer Jepang, kontroversi dan kehebohan pun muncul.
Pengaduan dan keluhan terutama muncul terkait gangguan kenyamanan dan keamanan di jalan-jalan Bangkok yang memang sejak dulu dikenal sudah identik dengan kemacetan. Media setempat pun sudah kerap memberitakan gangguan tambahan dari Pokemon Go ini, yang diamini oleh petinggi militer dan keamanan negeri itu.
"Kepala Kepolisian telah memerintahkan semua petugas polisi untuk menangkap pemain Pokemon yang bermain ketika sedang (menggunakan kendaraan) di jalan," ungkap wakil juru bicara Kepolisian Nasional Thailand, Kolonel Krissana Pattanacharoen, kepada awak media.
"Masyarakat memiliki hak untuk memainkan permainan itu, tapi tidak boleh melanggar hak-hak orang lain," tambahnya menegaskan.
Sementara itu, Kolonel Veeravit Vatchanapukka dari Divisi Lalu Lintas Kepolisian Bangkok, menjelaskan langkah yang diambil pihaknya. Menurutnya, sejumlah tim petugas bermotor akan memantau jalan-jalan arteri penting di kota itu, serta siap menangkap para pengemudi yang ketahuan tengah bermain Pokemon Go.
"Kami tidak berkeinginan untuk menangkap banyak orang. Justru, kami berharap program ini akan meningkatkan kepedulian masyarakat tentang ketidakhati-hatian (di jalan)," tuturnya kepada AFP.
Di tengah situasi lalu lintas Bangkok yang terkenal ruwet, kehadiran permainan Pokemon Go diakui cukup menambah masalah. Terbukti, meski sudah macet di mana-mana dan kerap ada masalah antar-pengendara, masih banyak saja orang yang bermain Pokemon Go sambil mengemudi atau naik motor.
Heboh Pokemon Go bahkan juga sudah dimanfatkan oleh sejumlah pengemudi transportasi alternatif Bangkok, termasuk semacam bajaj, dengan menawarkan paket tarif khusus untuk penumpang mereka yang memainkan permainan itu. [AFP]