Cerita tentang bayi kembar siam dempet, Safira dan Saqira, belum habis. Hari ini, tim dokter RSCM Jakarta Pusat mengizinkan kedua bocah dibawa pulang ke Bengkulu. Mereka berhasil dipisahkan melalui operasi yang berlangsung sejak akhir Juli lalu.
Dalam konferensi pers di RSCM siang tadi, ayahanda Amrullah Yuzandi (40) menceritakan pengalamannya.
Dulu, dia sama sekali tak menyangka anaknya terlahir kembar siam dengan perut dempet. Ketika itu, 3 Maret 2016, Safira dan Saqira lahir dengan sesar di RSUD Kepahiang, Bengkulu.
"Saat dalam kandungan kami tidak tahu anak saya kembar siam. Baru tahu kembar siam waktu lahir operasi sesar," kata Amrullah kepada Suara.com.
Safira dan Saqira merupakan anak ketiga dan keempat mereka.
"Ada kakaknya dua orang, yang pertama umur 14 tahun, anak kedua usia enam tahun," tutur dia.
Amrullah dan istrinya memiliki mata pencaharian petani. Untuk biaya operasi si kembar, di-cover BPJS kelas III.
"Biayanya BPJS, usia tiga minggu sudah dibuat BPJS-nya. Selain itu juga dibantu pihak RSCM dan Dinas Kesehatan Pemda Bengkulu," kata dia.
Sebelum diputuskan boleh dibawa pulang ke Bengkulu, Direktur Pengembangan dan Pemasaran RSCM dokter Nina Kemalasari mengatakan kondisi Safira dan Saqira sudah bagus.
"Setelah dirawat selama sebulan pasca operasi, Safira dan Saqira kami nyatakan sudah bisa dibawa pulang. Kondisinya sudah baik, tak ada masalah," kata Nina.
Dalam konferensi pers di RSCM siang tadi, ayahanda Amrullah Yuzandi (40) menceritakan pengalamannya.
Dulu, dia sama sekali tak menyangka anaknya terlahir kembar siam dengan perut dempet. Ketika itu, 3 Maret 2016, Safira dan Saqira lahir dengan sesar di RSUD Kepahiang, Bengkulu.
"Saat dalam kandungan kami tidak tahu anak saya kembar siam. Baru tahu kembar siam waktu lahir operasi sesar," kata Amrullah kepada Suara.com.
Safira dan Saqira merupakan anak ketiga dan keempat mereka.
"Ada kakaknya dua orang, yang pertama umur 14 tahun, anak kedua usia enam tahun," tutur dia.
Amrullah dan istrinya memiliki mata pencaharian petani. Untuk biaya operasi si kembar, di-cover BPJS kelas III.
"Biayanya BPJS, usia tiga minggu sudah dibuat BPJS-nya. Selain itu juga dibantu pihak RSCM dan Dinas Kesehatan Pemda Bengkulu," kata dia.
Sebelum diputuskan boleh dibawa pulang ke Bengkulu, Direktur Pengembangan dan Pemasaran RSCM dokter Nina Kemalasari mengatakan kondisi Safira dan Saqira sudah bagus.
"Setelah dirawat selama sebulan pasca operasi, Safira dan Saqira kami nyatakan sudah bisa dibawa pulang. Kondisinya sudah baik, tak ada masalah," kata Nina.