Doa Menggemparkan, PKS: yang Baca Doa Gerindra, Begitulah

Jum'at, 19 Agustus 2016 | 13:16 WIB
Doa Menggemparkan, PKS: yang Baca Doa Gerindra, Begitulah
Sidang Paripurna di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isi doa penutup Sidang Paripurna MPR/DPR 2016 dan penyampaian pidato dari Presiden Joko Widodo, Selasa (16/8/2016), yang dibacakan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra H. R. Muhammad Syafi'i dinilai sebagian kalangan tendensius.

"Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat," demikian salah satu kutipan doa Syafi'i kala itu.

Kalimat tersebut dinilai untuk menyindir pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menanggapi berbagai penafsiran terhadap isi doa Syafi'i, anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fikri Faqih tidak heran. Sebab, Syafi'i berasal dari partai oposisi pemerintah yang selama ini memang selalu memberikan kritik membangun kepada pemerintah.

"Yang baca doa Gerindra, saya kira karena itu Gerindra, wajar saja kalau Gerinda disuruh berdoa, ya begitulah kira-kira. Artinya secara politik begitu," kata Fiqri kepada Suara.com, Jumat (19/8/2016).

Menurut Fiqri isi doanya sebenarnya tidak bermasalah. Hanya saja karena disampaikan usai forum kenegaraan, menjadi kurang pas.

"Tapi apakah itu pas atau tidak, ini mungkin bisa dijadikan diskusi. Karena mungkin momentumnya, di tempat disaat Presiden menyampaikan pidato kenegaraan, itu kemudian ya kan isinya barangkali bertolak belakang," tutur Fiqri.

Fiqri tidak heran jika kemudian muncul pro dan kontra.

"Tapi kalau dinilai ini menjadi diskusi. Saya kira bisa menjadi pro kontra dan mungkin dianggap tidak terlalu pas dan sebagainya," Fiqri menambahkan.

Fiqri mengatakan penilaian terhadap isi doa Syafi'i kembali pada diri masing-masing. Bagi kalangan yang merasa dirugikan, akan menganggapnya tendensius. Sebaliknya, bagi yang tidak dirugikan, menganggapnya bagus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI