Suara.com - Terdakwa Jessica Kumala Wongso tak kuasa menahan emosi ketika jaksa penuntut umum membeberkan catatan upaya bunuh diri yang pernah dilakukannya karena permasalahan hubungan asmara mantan kekasih di Australia.
"Saat itu dibacakan, dia sudah nangis. Kalian nggak lihat kali ya. Tapi saya bilang, jangan kamu nangis, tahan," kata ketua tim kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).
Dalam sidang kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin yang ketigabelas, Otto menilai Jessica kebingungan. Dia bingung bagaimana menutupi kesedihan setelah dikait-kaitkan dengan mantan kekasih. Sebab, kata Otto, apabila Jessica menangis, masyarakat bisa menuduhnya ketakutan.
"Karena serba salah ya, dia nangis dibilang takut, dia ketawa dibilang pembunuh berdarah dingin. Jadi dia bilang," kata Otto.
Jessica sempat bercerita kepada Otto di tengah ahli psikiatri forensik Natalia Widiasih Raharjanti memberikan keterangan.
"Dia bilang 'saya harus bagaimana pak? Nangis dibilang ketakutan karena dituduh membunuh. Ketawa dibilang pembunuh berdarah dingin. Aku harus bagaimana.' Ya saya bilang juga susah jawabnya. Saya kira dan pikir karena ada kata-kata jaksa itu," kata Otto.
Jessica, kata Otto, menilai pernyataan jaksa sangat kejam.
"Dia merasa nggak kuat. Kenapa sih jaksa kejam sekali, katanya (Jessica). Itu kan belum tentu benar diungkapkan di sini. Itu kan diliput media. Jadi ada merasa kok aku nggak ada artinya hidup? Kok hak asasi ku nggak dihargai. Itu yang menjadi," kata dia.