Psikiatri RSCM Ungkap Informasi Penting Pemeriksaan Jessica

Kamis, 18 Agustus 2016 | 13:24 WIB
Psikiatri RSCM Ungkap Informasi Penting Pemeriksaan Jessica
Terdakwa Jessica Kumala Wongso dan pengacara Otto Hasibuan di Pengadilan Jakarta Pusat, Senin (15/8). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terdakwa pembunuh Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso tidak konsisten menjawab pertanyaan saat menjalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 11-16 Februari 2016. Pemeriksan tersebut dilakukan saat kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin masih dalam penyidikan di Polda Metro Jaya.

"Ada lima inkonsistensi. Terkait kejadian perkara dia menyatakan menggoyang-goyangkan Mirna, tapi itu inkonsitensi," kata ahli psikiatri RSCM Natalia Widiasih Raharjanti saat dihadirkan sebagai saksi ahli di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Adanya kejanggalan juga diperoleh bahwa Jessica beralasan sakit asmanya kambuh dan tidak bisa hadir di rumah duka setelah Mirna meninggal dunia.

"Padahal dia bilang asmanya tak pernah kambuh lagi. Terus tidak ada rawat inap," kata Natalia.

Kejanggalan lain juga ditemukan tim ahli psikatri RSCM dari hasil transkirp percakapan Jessica dan Boon Juwita alias Hanie. Jessica mengaku tidak pernah menghubungi Hanie, karena dilarang keluarganya.

"Waktu tanggal 7 Hanie dilarang menghubungi dirinya oleh keluarga, hanya bilang masih menghubungi tapi tak dibalas, 8 Januari," kata Ahli.

Jessica sebelumnya juga mengaku tidak pernah mempunyai masalah masuk rumah sakit karena kondisi psikologi. Namun, kata Natalia dari informasi kepolisian Australia Jeessica sempat keluar masuk rumah sakit karena masalah hubungannya dengan mantan pacarnya bernama Patrick.

"Tidak pernah mengalami kondisi psikologis, sama pacar putus tak pernah masuk medis. ini berbeda dengan rekan kerja dirawat 3 kali di Australia dipicu putus," kata dia.

Terakhir, kata Natalia, Jessica nampak berbohong karena menyebutkan selalu melihat sisi baik orang lain dibandikan sisi buruknya. Hal itu berbanding terbalik ketika adanya informasi yang didapat dari rekan kerjanya saat Jessica masih tinggal di Australia.

"Ia lebih sering melihat sisi baik seseorang dibanding sisi buruk. Tapi beda dengan kesaksian rekan kerja, dalam kondisi tekanan dia bisa lihat sisi negatif, dari rekan kerjanya selama periode jessica mengalami kondisi emosi yang nggak nyaman," kata Natalia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI