Suara.com - Longsor yang terjadi di Desa Cimenteng dan Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, terjadi sejak Selasa (19/7/2016) hingga Rabu (17/8/2016). Tebing longsor dan tanah retak mengakibatkan ratusan bangunan rusak. Warga pun terpaksa mengungsi.
"Tipe longsoran yang merayap terus terjadi, apalagi ditambah dengan curah hujan yang masih terus turun menyebabkan longsor makin mengancam masyarakat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat yang diterima Suara.com.
Jumlah keseluruhan bangunan yang terdampak longsor sebanyak 429 bangunan yaitu 174 unit rumah rusak berat, 102 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan, dan 97 unit rumah terancam.
Selain itu, bangunan fasilitas umum dan sawah mengalami kerusakan yang meliputi empat gedung majelis taklim rusak, empat musala rusak, satu bangunan pesantren rusak, satu bangunan SD rusak berat, satu bangunan kantor desa rusak berat, satu puskesmas pembantu rusak berat, satu bangunan posyandu rusak berat, dan 10 hektar sawah rusak dan gagal panen.
Sebanyak 386 kepala keluarga atau 1.139 jiwa terdampak langsung longsor. Jumlah pengungsi tidak tetap, tergantung pada cuaca. Saat hujan atau malam pengungsi mencapai 300-350 jiwa, namun saat cuaca terang hanya berkisar 100-150 jiwa.
Sutopo mengatakan pengungsi ditempatkan di Pos I Kampung Babakan Desa Nagrakjaya terdapat sekitar 300 jiwa pengungsi pada malam hari saja, dan di Pos II Kampung Bojong Sawah terdapat sekitar 10 jiwa pengungsi Pada siang hari banyak pengungsi laki-laki dewasa yang bekerja di kebunnya.
Hingga saat ini, Bupati Sukabumi masih menetapkan masa tanggap darurat. BPBD Kabupaten Sukabumi bersama muspika, TNI, Polri, dan relawan serta masyarakat setempat melakukan evakuasi korban ke tempat yang aman.
BNPB terus mendampingi BPBD untuk penanganan darurat. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp250 juta untuk operasional keposkoan sebagai bantuan tahap pertama. BPBD telah mengajukan permintaan bantuan termasuk untuk pembangunan hunian sementara bagi pengungsi.
Kementerian Sosial telah memberikan bantuan logistik. Sanitasi dan air bersih telah dibangun Dinas PU. Pelayanan kesehatan untuk para pengungsi dari Dinas Kesehatan. Posko tanggap darurat, pos kesehatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan bencanadab jalur evakuasi telah didirikan. Relawan dari berbagai pihak seperti PMI, Pramuka Peduli, Tagana dan Rumah Zakat telah memberikan bantuan.
Tanah longsor yang berlangsung saat ini lebih besar dan terus meluas dibanding longsor tahun 2012 lalu yang terjadi di dua desa yaitu Desa Cimenteng dan Bojong Tugu.
BERITA TERKAIT
Rincian Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: 9 Orang Meninggal, 1 Kritis, dan Puluhan Luka-Luka
05 November 2024 | 12:11 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI