Kisah di Balik Kerennya Gedung Parlemen Tempat Pidato Jokowi

Selasa, 16 Agustus 2016 | 19:25 WIB
Kisah di Balik Kerennya Gedung Parlemen Tempat Pidato Jokowi
Gedung penyelenggaraan sidang bersama MPR, DPR, dan DPD serta Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo di kompleks Parlemen, Senayan [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada kisah menarik di balik penyelenggaraan sidang bersama MPR, DPR, dan DPD serta Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo di kompleks Parlemen, Senayan, hari ini.

Satu sisi, acaranya tersebut berlangsung formal, apalagi sistem pengamanan yang sangat ketat. Tapi di sisi lain, ada warna penuh keceriaan. Hal ini, antara lain ditampilkan dengan dekorasi gedung yang sedap dipandang mata.

Acara kenegaraan dilaksanakan di gedung Nusantara atau gedung kura-kura, tepatnya di ruang Sidang Paripurna I.

Hiasan bunga yang memenuhi setiap sudut gedung memang didesain untuk memberi kesan nyaman bagi tamu. Aroma bunga yang begitu harum diharapkan dapat membuat mereka betah.

Hiasan yang indah mampu menutupi kesan formal acara yang dihadiri para pejabat tinggi negara.

Siapa orang-orang kreatif di balik kreatifitas itu?

Adalah Ratih Raharnani (43), ketua tim lapangan dekorasi. Dia bersama teman-temannya bekerja siang dan malam demi mendapatkan hasil terbaik hingga memuaskan tuan rumah, DPR.

Konsep hikmat, sederhana, dan meriah menjadi dasar mereka yang kemudian ditafsirkan dalam sebuah karya yang kaya akan nilai estetika. Menurut Ratih, tiga kata itu sejalan dengan arah kesatuan bangsa.

"Hikmat, sederhana dan meriah. Interpretasi kita tiga hal itu ada dalam satu kesatuan yang sama dengan arah kesatuan Indonesia. Selaras dengan wajah Indonesia yang diwakili oleh peta dengan dua warna yang sederhana di belakang Garuda," kata Ratih.

Ratih menambahkan, kata hikmat merupakan makna terpendam dalam Pancasila. Sebab itu, harus diresapi sebagai landasan dan pedoman kehidupan. Hal ini mereka gambarkan dalam sebuah patung burung Garuda yang berdiri kokoh di di dinding ruangan, disulap dengan alat sederhana sehingga memberi kesan kehidupan pada patung Garuda tersebut.

"Hikmat mewakili Pancasila yang merupakan dasar dari kehidupan yang harus diresapi. Kami wakili dengan memberikan effect highlight pada perisai garuda yang sebelumnya tidak tersentuh," ujar Ratih.

Sementara kata meriah, ditunjukkan dengan bunga-bunga yang memenuhi setiap sudut ruangan sehingga meminimalisir kesan kaku pada acara itu.

"Meriah diwakili oleh bunga lokal yang beraneka ragam dari pintu lobi hingga ke podium. Ketiga hal itu, kami dari team dekorasi mengintegrasikan kedalam satu kata yang mewakili usia bangsa Indonesia 71 tahun, yang kami sebut nujuh satu atau menuju satu," kata Ratih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI