Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan pada tahun 2014 ketika menggantikan Joko WIdodo menjadi gubernur, Ahok lebih memilih Bambang Dwi Hartono menjadi wakilnya ketimbang Djarot Saiful Hidayat. Bambang adalah mantan Wali Kota Surabaya yang sekarang menjadi pelaksana tugas Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, sedangkan Djarot mantan Wali Kota Blitar.
"Dulu kan saya pertama kali, jujur saja, lebih pilih Bambang D. H. tahu nggak?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Ahok mengakui sebagian program yang diterapkan di Ibu Kota Jakarta sebagian meniru keberhasilan Kota Surabaya, misalnya sistem e-budgeting.
Bambang, di mata Ahok, merupakan pemimpin yang memotori perubahan Kota Surabaya selama dua periode 2002-2005 dan periode 2005-2010.
"Cuma waktu itu dia (Bambang) ada masalah. Bukan tersangka sih. Itu cuma ada masalah. Nah, saya selalu mau pilih kepala daerah, kalau Surabaya nggak ya Blitar," kata Ahok
Bambang pernah ditetapkan menjadi tersangka kasus gratifikasi DPRD Pemerintah Kota Surabaya sebesar Rp720 juta oleh penyidik Subdit III Korupsi Ditreskrimsus Polda Jawa Timur pada Rabu (27/11/2013).
Gara-gara masalah itu, Ahok akhirnya memilih Djarot menjadi wakil gubernur pada tahun 2014.
Ahok ingin tokoh yang kelak mendampinginya di pilkada tahun 2017 berlatar berlakang kepala daerah.
"Daripada pilih orang yang belum pernah jadi kepala daerah kan ngomongnya kadang-kadang nggak ketemu. Kalau kepala daerah kan lebih cepat," kata Ahok.
"Dia (Djarot) sudah pengalaman, dari bupati dari wali kota. Kayak waktu Pak Jokowi kan pas waktu pilih wali kota, cepet kerjanya," Ahok menambahkan.