TPF Telusuri Kesaksian Freddy ke Nusakambangan, Ini Tujuan Mereka

Selasa, 16 Agustus 2016 | 12:28 WIB
TPF Telusuri Kesaksian Freddy ke Nusakambangan, Ini Tujuan Mereka
Ketua Kontras Haris Azhar memberikan keterangan pers terkait tulisannya soal kesaksian almarhum gembong narkoba Freddy Budiman di kantor Kontras, Jakarta, Jumat (5/8).[Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Pencari Fakta terus menelusuri kesaksian gembong narkoba Freddy Budiman yang menyebutkan pernah dibekingi aparat keamanan untuk menyelundupkan narkoba.

Guna menelisik informasi tersebut, anggota TPGF, antara lain Hendardi Supanji, Poengky Indarti, dan Effendy Ghazali, hari ini, Selasa (16/8/2016), akan terbang ke Lembaga Pemasyarakat Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Nusakambangan adalah tempat terakhir Freddy ditahan sebelum dieksekusi mati.

"Ibu Poengky dari kompolnas dan Pak Hendardi dari unsur eksternal kami ingin memastikan bahwa apa yang terjadi pada waktu Freddy Budiman bercerita ada Pak Haris Azhar itu memang terjadi. Lalu ada siapa-siapa saja di situ mendengarkan. Apakah persis seperti itu yang disampaikan," kata Effendy di Mabes Polri.

Tujuan TPF Polri datang ke Lapas Nusakambangan, antara lain untuk memastikan adanya rekaman CCTV yang merekam kesaksian Freddy kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar di Nusakambangan pada tahun 2014.

"Dari teman-teman Jakarta juga ada yang bersama kami, untuk mencari betul tidak ada rekaman yang dibuat sebelum eksekusi itu," kata dia.

Effendy menambahkan nantinya tim akan mengonfirmasi kepada mantan Kalapas Nusakambangan Liberty Sitinjak, rohaniawan, dan pihak pernah mengetahui pertemuan antara Freddy.

"Sekarang ini kan dibantah, tapi yang dibantah itu rekaman yang dibuat ataukah isinya menyebut nama-nama atau tidak. Itu yang bisa ditanyakan juga di sana. Dan ada beberapa hal lain juga yang mungkin tidak bisa disampaikan," kata dia.

Kasus ini berawal dari informasi rahasia Freddy kepada Haris Azhar menemuinya di Nusakambangan pada 2014. Kesaksian Freddy kemudian ditulis Haris Azhar di media sosial beberapa saat sebelum Freddy dieksekusi mati di Nusakambangan awal Agustus 2016. Isinya mengejutkan, untuk memuluskan penyelundupan narkoba, Freddy mengaku menyuap oknum BNN sebesar Rp450 miliar dan oknum polisi sebesar Rp90 miliar. Dia juga mengaku pernah diantar jenderal TNI bintang dua ketika membawa narkoba dari Medan ke Jakarta memakai mobil jenderal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI