Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tetap berharap diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di pemilihan kepala daerah Jakarta periode 2017-2022.
Ahok juga berharap dipasangkan lagi dengan Djarot Saiful Hidayat. Tapi, tidak masalah juga bila dipasangkan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
"Saya nggak tahu (akan sama Djarot atau tidak). Siapa tahu nanti Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) berani, 'sudah sama Heru saja nggak apa-apa. Asal Heru jadi anggota PDIP'," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/8/2016).
Ahok mengaku suatu hari pernah ditanya oleh Megawati mengenai kenapa lebih memilih Heru dibandingkan Djarot.
"Ibu Mega paling pernah tanya sama saya, sama Djarot ada masalah apa? Pak Ahok dulu lho yang pilih-pilih dulu, paksa-paksa lagi. Saya nggak ada masalah saya jawab," ujar Ahok.
Selain itu, Ahok juga pernah bercerita kepada Megawati mengenai siapa calon wakil gubernur yang akan mendampingi di pilkada 2017.
"Saya sudah sampaikan waktu itu. Ibu kalau nggak mau kasih Djarot, saya pakai Heru lho. Waktu itu gitu lho," katanya.
Ahok mengatakan bila kelak Megawati mendukung Ahok maju bersama Heru -- dengan syarat Heru jadi kader PDIP -- Ahok meminta Heru mundur dari PNS.
"Berarti dia kan harus berenti dari PNS, Pak Heru harus berhenti dari PNS," ujarnya.