Perilaku Jessica Kategori Amorous Narcissistic, Apa Artinya?

Senin, 15 Agustus 2016 | 18:54 WIB
Perilaku Jessica Kategori Amorous Narcissistic, Apa Artinya?
Terdakwa Jessica Kumala Wongso dan pengacara Otto Hasibuan di Pengadilan Jakarta Pusat, Senin (15/8). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli psikologi dari Universitas Indonesia Antonia Ratih Andjayani menyebut perilaku terdakwa kasus pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, masuk kategori amorous narcissistic.

"Amorous narcissistic adalah kategori kepribadian narcissistic, dimana mereka seringkali menggunakan kebohongan yang rumit untuk beralih dari pembicaraan yang satu ke yang lainnya," kata Antonia Ratih saat memberikan kesaksian dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016).

Antonia mengatakan seseorang yang memiliki kepribadian tersebut cenderung menginginkan keberadaannya diakui di lingkungannya.

"Narcissistic character di sini berkaitan dengan bagaimana dia butuh keberadaannya diakui dengan achievement dia, prestasi, pencapaian-pencapaian yang dimiliki," kata dia.

Lebih jauh, dari hasil analisa perilaku Jessica, menurut Antonia, ada ketidaksinkronkan keterangan Jessica. Menurutnya cenderung berubah-ubah.

"Narcissistic dan disability-nya menonjol. Dari hasil ngobrol selama enam jam dan tambahan ngobrol informal, ada hal-hal yang ditemukan tidak sinkron. Ketika dibilang dia orangnya pemaaf, dalam pertanyaan berikutnya itu bisa berbeda," kata Antonia.

"Ketika informasi-informasi yang diberikan masuk ke sifat dangkal, diagnosa awal masuknya ke amorous narcissistic," Antonia menambahkan.

Antonia dan timnya telah memeriksa kejiwaan Jessica selama enam jam. Dari hasil pemeriksaan, kata dia, Jessica menunjukkan adanya kecenderungan permasalahan relasi.

"Ketika masuk dalam pola relasi, jawaban yang bersangkutan (Jessica) itu sifatnya yang sangat common. Jadi nggak bisa masuk sampai detail ke dalam. Jadi kami menyimpulkan, jika masuk ke topik intimacy dengan orang lain terutama hubungan intim antarpasangan, itu sifatnya dangkal," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI