Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Ah Maftuchan, menyebut nilai keuntungan yang didapat dari bisnis narkoba adalah yang tertinggi dibandingkan perdagangan ilegal jenis lainnya.
"Secara global, yang tertinggi untuk perdagangan yang ilegal itu tetap narkoba. Satu dekade terakhir, jumlah perdagangan narkoba secara global dari estimiasi lembaga internasional itu 300-350 miliar US dollar. 300-350 miliar US dollar, angka yang sangat fantastik. APBN kita setahun kalah," kata Maftuchan dalam diskusi publik yang diselenggarakan Kontras dengan tema Bagaimana Membongkar Alur Uang Narkoba? di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2016).
"Nah, lalu kemudian, yang lain, perdagangan manusia kecil, oil, binatang liar yang dilindungi. Yang terakhir yang paling kecil, batu-batu mulia termasuk komiditi, itu salah satu termasuk," Maftuchan menambahkan.
Meski di Indonesia belum ada hitungan secara akademis mengenai keuntungan dari perdagangan narkoba, menurut hitungan kasar kasar Maftuchan bisa mencapai sekitar delapan triliun rupiah pertahun.
"Saya memang belum melakukan kalkulasi yang bisa dipertanggungjawab secara akademik. Tapi ini prediksi kasar yang bisa saya sampaikan. Itu tiap tahun. Peredarannya Rp6 triliun sampai Rp8 triliun, angka yang fantastik, itu hanya dari narkoba dengan berbagai jenis," kata dia.
Adanya kisaran keuntungan yang fantastis tersebut. Menurutnya tidak menuntup kemungkinan ada praktik pencucian uang dalam bisnis narkoba di Indonesia
"Artinya kalau diglobal mengatakan 60-70 persen bisnis narkoba itu di money laundry (pencucian uang) kan. Maka Rp5-6 triliun tiap tahun terjadi money laundry dengan kasus yang terkait narkoba. Nah angka yang sangat besar sekali," kata Maftuchan.
Dengan demikian, uang Rp450 miliar yang disebutkan Freddy Budiman masuk ke kantong oknum BNN dan Rp90 miliar ke oknum Polri, kata Maftuchan, termasuk sedikit.
Dia menduga Freddy juga memberikan dana lebih besar kepada oknum aparat lainnya guna memuluskan penyelundupan narkoba ke Indonesia.
"Artinya apa, apa yang disampaikan Freddy Budiman Rp450 miliar, Rp90 miliar itu masih hemat, masih kacang goreng menurut saya. Masih ada dan yang lebih besar dari itu," kata dia.