Hendropriyono: Yang Ributkan Archandra Apa Lebih Pintar?

Siswanto Suara.Com
Minggu, 14 Agustus 2016 | 12:35 WIB
Hendropriyono: Yang Ributkan Archandra Apa Lebih Pintar?
Menteri ESDM Archandra Tahar di Jakarta, Senin (8/8/2016). [Antara/Agung Rajasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bekas Kepala Badan Intelijen Negara A. M. Hendropriyono ikut angkat suara mengenai isu Menteri ESDM Archandra Tahar memiliki paspor ganda yaitu Indonesia dan Amerika Serikat sebagaimana yang beredar di media sosial dan media online akhir-akhir ini.

"Saya menghimbau masyarakat untuk tidak terbawa arus kebencian terhadap anak bangsa kita sendiri, Archandra Tahar," tulis Hendropriyono melalui Twitter @edo751945, hari ini.

Hendropriyono menilai Archandra dipilih Presiden Joko Widodo sebagai menteri karena kecerdasannya dan prestasi yang gemilang.

"Dia aset bangsa kita sendiri yang sangat berharga. Dia orang awak, anak Padang bangsa Indonesia asli. #ArchandraAnakBangsa," tulis Hendropriyono.

Menurut Hendropriyono, Arcandra terkenal di Amerika Serikat sebagai seorang genius, yang memiliki enam hak paten internasional ESDM dari penemuan-penemuan teknis hasil risetnya sendiri di berbagai negara.

"Dia rela meninggalkan Amerika Serikat dengan gaji miliaran rupiah sebulan. Dia siap dipanggil pulang untuk ikut membangun negerinya sendiri, walau hanya dengan gaji Rp40 jutaan per bulan #ArchandraAnakBangsa," tulis Hendropriyono.

"Lihat prestasi gemilang pemuda ini! Dia pernah menjadi PresDir Petroneering Houston d Texas AS n berbgai perusahaan inter n multinasional. Archandra murid paling brilian kesayangan Ed Horton, si genius dan inventoroffshore technology AS yg terkenal," tulis Hendropriyono.

Ed Horton merupakan tokoh legendaris dunia di bidang offshore.

"Arcandra berilmu dan berpengalaman secara teknikal maupun komersial, dlm pengembangan lapangan oil and gas di offshore #ArchandraAnakBangsa. Apa kita tidak bangga punya anak bangsa seperti ini?" tulis Hendropriyono.

Soal dwi kewarganegaraan Archandra, kata Hendropriyono, bukan masalah serius.

"Loh emangnya kenapa orang Mempunyai dwikenegaraan, bukan tindak pidana!" tulis Hendropriyono

"Hanya jika hal itu diketahui, maka dia harus ditanya mau terus jadi WNI atau tidak? Kan dia sudah pilih jadi WNI, terus apa lagi? Tidak usah Menteri, semua juga harus pilih, karena Indonesia tidak menganut dwikewarganegaraan," tulis Hendropriyono.

Hendropriyono mengatakan Archandra juga dihadapkan pada dua pilihan, memilih paspor yang mana, Indonesia atau Amerika. Archandra sudah memilih Indonesia, maka paspor AS-nya harus diserahkan kepada pihak pemberi paspor yaitu imigrasi AS.

"Dia dulu dengan memegang paspor Amerika Serikat, jadi bisa memiliki akses yang lebih mudah dan lebih luas bergerak dalam bidang riset dan teknologi di berbagai negara di dunia. #ArchandraAnakBangsa," kata  Hendropriyono. "Maka pengetahuannya luas. Kalau dia tdk merantau dgn cara begitu bisa cuma jd katak dlm tempurung seperti yg pada clometan di medsos itu."

Soal dwi kewarganegaraan Archandra, kata Hendropriyono, sudah selesai masalahnya. Menurut Hendropriyono, Archandra merupakan orang yang sangat tepat yang dibutuhkan bangsa ini.

"Yang pada meributkan itu apa lebih pintar dari Archandra? Tong kosong memang nyaring bunyinya. Sudahlah jangan terus menggonggong pemerintah kita sendiri, sehingga anak kandung yang sudah ada di pangkuan kita ini dilepaskan, hanya karena merindukan beruk yang di hutan #ArchandraAnakBangsa," tulis Hendropriyono.

Hendropriyono meminta mereka yang memperoslka dwi kewarganegaraan Archandra melihat Sri Mulyani. Sri Mulyani begitu tak jadi menteri dulu, langsung diangkat menjadi World Bank yang berkantor di AS.

"Begitu pula kalau kita melepas Archandra, pasti akan diserobot oleh bangsa lain #ArchandraAnakBangsa Dengan ribut hanya karena urusan sekunder, kita justru bisa dihempas masalah primer yaitu “brain-drained” kekeringan orang-orang cerdas, karena mereka pada lari bekerja di luar negeri atau dibajak bangsa lain #ArchandraAnakBangsa. Jangan bersikap bodoh!," tulis Hendropriyono.

REKOMENDASI

TERKINI