Ini Penyebab Kegagalan Hendra/Ahsan di Olimpiade

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Minggu, 14 Agustus 2016 | 06:23 WIB
Ini Penyebab Kegagalan Hendra/Ahsan di Olimpiade
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan [Yves Lacroix/Badminton Photo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kegagalan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan melaju ke perempat final Olimpiade 2016 Rio de Janeiro tak sedikit membuat publik Indonesia kecewa. Betapa tidak, Hendra/Ahsan selama beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu kebanggaan Merah Putih di pentas bulutangkis internasional.

Sayangnya, olimpiade kali ini tak memberi keberuntungan bagi pasangan peringkat dua dunia itu. Ganda putra Indonesia ini sudah langsung tersingkir di penyisihan Grup D menyusul kekalahan dari Chai Biao/Hong Wei (Cina), 15-21, 17-21, Sabtu (13/8/2016).

Laga kontra peringkat lima dunia itu tak ubahnya pertandingan hidup-mati bagi Hendra/Ahsan. Kekalahan atas Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa di laga sebelumnya, memaksa Hendra/Ahsan wajib memenangkan laga melawan Chai/Hong.

Beban inilah yang tak dapat dipikul Hendra/Ahsan. Akibatnya penampilan mereka tidak 100 persen bisa dikeluarkan di lapangan. Kondisi ini sebagaimana diungkapkan Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi.

"Hendra/Ahsan tidak bisa keluar dari tekanan. Beban memang berat, mereka tidak bisa keluar dari pressure yang ada di dalam diri mereka. Permainan mereka hari ini hanya 50 persen saja. Semua pola yang sudah kami rencanakan tidak bisa berjalan," ungkap Herry dalam rilis yang diterima Suara.com, Minggu (14/8/2016).

"Waktu melawan pasangan Jepang, penampilan mereka lebih baik, pola permainannya ada. Tapi hari ini, dua-tiga pukulan langsung mati, serba salah semua. Hendra/Ahsan banyak membuat kesalahan sendiri, tiap pukulan hati-hati banget," tambahnya.

Sepanjang laga melawan Chai/Hong, servis Ahsan dinyatakan fault hakim sebanyak tiga kali. Ahsan bahkan sempat memberikan raketnya kepada hakim servis sebagai bentuk protes akan keputusan tersebut.

"Seharusnya Ahsan bisa mengendalikan emosinya. Tapi tadi saya sudah tanya sama dia di lapangan, dia tidak terpancing, hanya protes saja kok. Dinyatakan fault begini tentu ada pengaruhnya buat Hendra/Ahsan, apalagi mereka sedang unggul, jadi timbul rasa khawatir," beber Herry.

Herry melanjutkan dia dan Hendra/Ahsan sudah berdialog pasca kekalahan di penyisihan. Hendra/Ahsan merasa sedih akan hasil ini, namun mereka juga telah mengevaluasi penampilan mereka, bahwa seberat apapun, Hendra/Ahsan mesti bisa mengatasi tekanan.

"Untuk awal-awal pertandingan sih tidak apa-apa tegang, tapi kalau pertandingan kedua dan ketiga seharusnya sudah enggak tegang lagi ya," ujar Herry.

"Namun ini olimpiade, saya lihat banyak pemain-pemain senior yang lain juga under pressure, di olimpiade apapun bisa terjadi. Kejadian ini menjadi pelajaran untuk kami semua, termasuk saya sebagai pelatih," imbuh Herry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI