Suara.com - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha meminta warganya tenang pascateror bom yang terjadi di lima kawasan wisata, hari ini, Jumat (12/8/2016). Hingga kini, pihaknya mengaku belum mengetahui pelaku di balik teror yang menelan 4 korban tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Hasil analisa pengamat aksi terorisme, pelaku diduga kuat kelompok pemberontak muslim di bagian selatan wilayah Thailand. Kelompok ini memang sudah puluhan tahun memerangi pemerintah Thailand.
"Pelaku diduga kuat Muslim Malay di wilayah selatan jauh yang sudah sejak lama melawan pemerintah Thailand," kata Paul Chambers, personel militer senior Thailand seperti dikutip laman Asiaone.
"Serangan di Hua Hin, seperti serangan langsung ke Kerajaan Thailand, karena kita tahu Istana Raja ada di Hua Hin. Selain itu, bom meledak persis di hari ulang tahun ratu," tambah Zachry Abuza, pengamat ahli teror di Asia Tenggara.
Sebelumnya diberitakan, serangkaian Ledakan terjadi di lokasi wisata di Thailand. Ledakan yang diduga serangan bom tersebut mengakibatkan 4 korban tewas dan 35 lainnya luka-luka.
Setidaknya ada 10 ledakan terjadi dalam waktu 24 jam di daerah Hua Hin, Surat Tani, Patong, Trang dan Phang Nga. Bom diduga disembunyikan di pot bunga dan diledakan dari jarak jauh dengan detonator.
Empat orang dikonfirmasi tewas di wilayah ledakan, sementara 35 lainnya mengalami luka-luka, beberapa diantaranya turis mancanegara.
Saat ini polisi sedang memburu dua terduga pelaku yang berhasil terekam lewat CCTV. Di gambar tersebut, seorang laki-laki diduga pelaku yang memakai jaket baseball dan topi hitam sedang menyembunyikan bom.
Serangan bom dimulai sore kemarin di Trang, satu orang tewas dan lima lainnya luka-luka. Beberapa jam kemudian, dua bom meledak di daerah pantai Hua Hin, yang membunuh seorang perempuan Thailand dan 23 luka-luka, termasuk dua perempuan WN Inggris.
Pagi ini, bom kembar meledak sekitar 125 mil selatan Bangkok, tak jauh dari Istana Kerajaan Klai Kangwon. Seorang tewas dalam ledakan ini. (Asiaone)