Tim Gerak Usut Penerima Duit Freddy, DPR: Jangan Plintir Hasilnya

Jum'at, 12 Agustus 2016 | 12:07 WIB
Tim Gerak Usut Penerima Duit Freddy, DPR: Jangan Plintir Hasilnya
Ketua DPR RI Ade Komarudin. [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ketua DPR Ade Komarudin yakin Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar sudah mempunyai data kuat sebelum memutuskan menulis kesaksian gembong narkoba Freddy Budiman
 
"Tentu Pak Haris tidak akan ambil resiko dengan menyampaikan itu kalau beliau tidak meyakini sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Tentu Pak Haris dapat mempertanggungjawabkan segala sesuatunya karena ini barang berharga," kata Ade di DPR, Jumat (12/8/2016).
 
Ade mengapresiasi polisi membentuk tim pencari fakta gabungan TNI, Polri, dan BNN untuk menelusuri kesaksian Freddy yang menyebutkan ada anggota mereka yang terlibat dalam penyelundupan narkoba serta menerima guyuran uang miliaran dari Freddy.
 
Ade berharap tim independen dapat bekerja dengan baik. 
 
"Tim independen ini pastinya diharapkan supaya hasilnya benar-benar obyektif tidak diplintir di tengah jalan," kata Ade.
 
Informasi rahasia Freddy terungkap ketika Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar menemuinya di Nusakambangan pada 2014. Kesaksian Freddy kemudian ditulis Haris Azhar di media sosial beberapa saat sebelum Freddy dieksekusi mati di Nusakambangan awal Agustus 2016. Isinya mengejutkan, untuk memuluskan penyelundupan narkoba, Freddy mengaku menyuap oknum BNN sebesar Rp450 miliar dan oknum polisi sebesar Rp90 miliar. Dia juga mengaku pernah diantar jenderal TNI bintang dua ketika membawa narkoba dari Medan ke Jakarta memakai mobil jenderal.
 
Tulisan Haris Azhar sempat menggemparkan. Dia sampai menyinggung institusi TNI, Polri, dan BNN yang disusul laporan ke Bareskrim Mabes Polri. Haris dianggap mencemarkan nama baik institusi penegak hukum dan dia dilaporkan dengan UU ITE. Tapi, penanganan laporan tersebut sekarang ditunda.
 
Tim pencari fakta sekarang sudah mulai bergerak. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI