Airlangga menjelaskan, kendaraan multiguna yang digunakan di perdesaan berfungsi sebagai alat angkut serta untuk mengolah hasil pertanian dan perkebunan yang dapat disesuaikan dengan daerah penghasil.
"Kendaraan multiguna ini dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dipedesaan, khususnya pada sektor pertanian serta industri kecil dan menengah," tuturnya.
Peluang pasar untuk kendaraan pedesaan, menurut Airlangga, masih cukup besar dengan segmen di bawah 1000 cc.
"Kami tengah melakukan pengkajian pasar dan hingga saat ini terus berkoordinasi dengan pemda-pemda dan Kementerian Pertanian untuk penggunaan mobil perdesaan ini," ujarnya.
Langkah lainnya dalam pengembangan mobil perdesaan, Kemenperin telah memfasilitasi pembentukan Institut Otomotif Indonesia (IOI) untuk menjadi mitra strategis dalam upaya membantu penyempurnaan dan desain produk menuju produksi termasuk penyiapan program layanan purna jual.
"Sehingga mobil perdesaan ini siap untuk digunakan di masyarakat," imbuhnya.
Di samping itu, Kemenperin menjalin kolaborasi dengan berbagai institusi seperti Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), Universitas.
Di antaranya yaitu Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember/ITS Surabaya dan Universitas Negeri Semarang, serta Perkumpulan Industri Kecil MenengahKomponen Otomotif (PIKKO).
"Kami juga melakukan pembinaan kepada industri komponen otomotif untuk dapat mendukung suplai komponen mobil perdesaan ini," kata Airlangga.
Bahkan, lanjutnya, sumber daya manusia (SDM) industri akan disiapkan menjadi pelaku-pelaku industri otomotif yang mandiri melalui program pelatihan vokasi. (Antara)