"Jangan hanya sekedar ngomong memerintahkan saja," katanya.
Sebagai solusinya, kata Nadjib, bisa saja Kementerian menunjuk sekolah untuk menjadi percontohan bagi sekolah lainnya.
"Mungkin ada jalan tengahnya, seperti membuat percontohan sekolah seperti itu. Nanti baru dilakukan evaluasi," sarannya.
Dikatakan Nadjib, kebijakan yang serba baru tentu dapat membuat pusing bagi jajaran yang ada di bawah. Maka dari itu, untuk kebaikan dunia pendidikan, tentunya diperlukan perubahan yang berencana dan sistematis.
Nadjib membandingkan, jauhnya ketertinggalan pendidikan di Indonesia dengan negeri luar seperti Kanada.
"Di sana (Kanada) sudah terencana, muridnya ada 2.500 siswa, gedung seperti Stadion. Apapun yang mereka butuhkan, gedung bisa disulap sesuai dengan keinginan," katanya.
Kalau seperti itu, mungkin seminggu anak-anak tidak pulang ke rumah pun betah, karena merasa asik.
"Pertanyaan saya, bisa tidak kita seperti itu," katanya. (Antara)