DPR Sayangkan Guru Dipukul Orang Tua Murid

Kamis, 11 Agustus 2016 | 16:08 WIB
DPR Sayangkan Guru Dipukul Orang Tua Murid
Ilustrasi pemukulan [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Anggota Komisi X Fraksi Hanura Dadang Rusdiana menyayangkan sikap orang tua murid yang melakukan kekerasan terhadap guru akibat sang guru menghukum anaknya.
 
Hal itu menanggapi terjadinya penganiayaan seorang guru di SMK 2 Makasar oleh orang tua murid Adnan Ahmad. Adnan melakukan penganiayaan karena anaknya, AAS (15), dihukum lantaran tidak mengumpulkan pekerjaan rumah. Penganiayaan ini sendiri sudah ditangani Polsek Tamalate, Sulawesi Selatan.
 
Menurut Dadang, tindakan orang tua murid seperti ini ‎adalah tindakan kebebasan dan pengatasnamaan HAM yang kebablasan. Dia pun mendukung aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus ini.
 
 "Seringkali guru ketika mendidik disertai penegakan disiplin seperti dengan mencubit atau menjewer dianggap sebagai kekerasan dan kemudian diikuti dengan balas dendam orangtua siswa, dengan melakukan kekerasan yang serupa atau melaporkan ke polisi. Ya itulah kebebasan dan pengatasnamasn HAM yang kebablasan," kata Dadang dihubungi, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
 
Dadang menerangkan, guru adalah orang berjasa dan seorang pendidik. Sehingga, ketika murid hilang hormat, maka wajar bila guru memberikan sanksi. "Orangtuanya saja yang nggak paham makna mendidik. (Pemukulan) Itu kasih sayang yang salah arah," tuturnya.
 
Dadang menerangkan, siswa sekarang hidup bukan dari dunia pendidikan saja. ‎Para siswa terkena pengaruh dari banyak hal yang membentuk karakter mereka. Sehingga, tidak bisa disalahkan seorang guru karena prilaku muridnya.
 
Karenanya, sambung dia, komite sekolah yang ada harusnya bisa diberdayakan untuk menjadi sarana komunikasi sekolah dengan masyarakat. Sehingga sekolah sebagai ekosistem pendidikan benar-benar berjalan dengan baik.
 
"Siswa sekarang itu bukan hanya mendapat pendidikan di sekolah, dia juga mendapat pengaruh 'pendidikan tambahan' dari lingkungannya seperti tontonan, rapuhnya komunikasi denga orangtua karena kesibukan sehingga ada hambatan dalam perkembangan ahlaknya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI