Suara.com - Partai Kebangkitan Bangsa menolak pemakaian isu suku, agama, ras, dan antargolongan untuk menjatuhkan lawan politik di pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Isu (SARA) itu saya pikir nggak relevan lagi di pakai. Itu sama saja kita mengalami kemunduran," kata anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKB Abdul Azis kepada Suara.com, Kamis (11/8/2016).
"Saya pikir ini kita di Indonesia dan PKB sebgai partai terbuka sangat menghargai Pancasila dan kebhinekaan," Azis menambahkan.
Hal ini terkait dengan adanya diskusi yang diselenggarakan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia yang bertema Tolak Ahok, Tolak Pemimpin Kafir? yang diadakan di gedung Joang 45, lantai 3, Jalan Menteng Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016).
Azis yang juga merupakan Ketua Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta yakin masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, cerdas-cerdas. Mereka akan memilih pemimpin berdasarkan kinerja dan prestasi.
"Kalau masih menggunakan isu SARA soal pemimpin kafir itu kan melanggar UU dan aturan yang ada. Masyarakat Jakarta sudah cerdas-cerdas bisa membedakan mana pemimpin yang layak di pilih dan tidak," kata Azis.
Pemateri acara diskusi di gedung Joang 45 kemarin yaitu Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia Bachtiar Nasir, bekas Wakil Gubernur Jakarta Prijanto, dan Ketua DPP HTI Rokhmat S. Lobib.
Dalam diskusi, Rokhmat menyebutkan tiga cara yang bisa dilakukan umat Islam di Jakarta untuk membuat Ahok tidak terpilih lagi di pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Saya kira kalau kita mau mencegah orang kafir jadi pemimpin, pertama, ubah sistemnya. Sistem demokrasi memberikan peluang kepada orang kafir menjadi orang pemimpin," kata Rokhmat.
Yang kedua, katanya, terkait dengan pengusung. Dalam hal ini, Rokhmat secara khusus menyoroti partai politik. Jika partai politik yang notabanenya diketuai oleh orang Islam tidak mau mengusung Ahok, dia tidak akan terpilih sebagai gubernur.
"Kedua, orang kafir tidak akan menjadi pemimpin kalau tidak ada yang mencalonkan, partai politik. Coba cek siapa saja para ketua partai yang ada? Agamanya apa?" kata Rokhmat.
Cara yang ketiga, kata Rokhmat, dengan menyadarkan umat muslim bahwasanya Islam melarang umat muslim memilih pemimpin dari agama di luar Islam.
"Meskipun parpol mencalonkan, jika rakyat tidak mau memilih, maka orang kafir tidak akan menjadi pemimpin di negeri ini," kata Rokhmat.
"Tiga hal inilah yang harus kita ubah," Rokhmat menambahkan.