Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengibaratkan kelakuan sebagian pedagang kaki lima saat akan dirazia Satpol PP seperti film kartun Tom and Jerry, main petak umpet dan kejar-kejaran.
"Mau nggak mau kan memang kaya Tom and Jerry. Kita pemindahan ya begitu, tapi ya mau nggak mau kita mesti dorong beri pengertian," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (10/8/2016). Hal ini menyusul bandelnya PKL yang berjualan di sekitar destinasi wisata Monumen Nasional.
Ahok mengatakan penertiban kawasan Monas merupakan bagian dari upaya untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan, mengingat destinasi ini merupakan kebanggaan bangsa Indonesia.
"Bagian dari pelayanan. Sekarang, saya kasih kamu lihat Monas. Dulu Monas mau capai 10 ribu atau 20 ribu (pengunjung) kalau nggak ada acara susah. Sekarang kalau minggu itu rata-rata 85 ribu, Kenapa? Orang merasa aman nyaman," kata dia.
Menurut Ahok dulu minat wisatawan datang ke Monas rendah karena banyak PKL yang tidak tertib sehingga memunculkan kesan rawan dan kumuh.
Setelah Monas ditata, jumlah pengunjungnya bertambah.
"Dulu oknum PKL itu bisa nodong, maksa beli. Sekarang orang berasa enak jalan di Monas. CCTV kita pasang bagus, sampai bisa lihat wajah. Ini 80 ribu (pengunjung) ini, kalau lebaran 100 ribuan loh, jadi artinya kita pilih yang mana? Ya pelayanannya begitu," katanya.
Ahok mengatakan PKL boleh mencari rezeki di Monas asalkan mengikuti aturan.
"Misalnya saya suruh UMKM didik, saya yang selalu katakan, trotoar dan taman boleh nggak ada PKL? Boleh, asal ditata dan dia nggak buang sampah sembarangan," kata Ahok.
"Dulu kita kasih dia taman, habis goreng-goreng, panas-panas, dia siram ke pohon. Dia kira pupuk kali, mati itu pohon, pohon gede aja mati. Dia goreng-goreng, panas-panas dia buang aja, piring-piring, minyak-minyak, dia siram di got. Sampai minyaknya semua numpuk. Itu kan nggak bener gitu loh, sampah, Nah itu yang mesti kita didik," Ahok menambahkan.