Suara.com - Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo kurang sependapat dengan wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengenai program full day school bagi anak SD dan SMP.
Rudy mengatakan tidak akan menerapkan program tersebut di sekolah negeri di daerahnya apabila dilakukan sekarang. Dia meminta kepada Mendikbud untuk mengkaji ulang rencana tersebut.
"Ya gagasan itu tidak cocok diterapkan di Solo. Dan tidak akan saya terapkan full day school di sekolah negeri," kata Rudy dikutip dari Antara, hari ini.
Rudy menilai full day school tidak pas diterapkan karena justru akan membuat siswa menjadi jenuh. Peran orangtua akan juga semakin kecil dalam mendidik anak. Padahal, peran orangtua sangat penting dalam mendidik karakter anak.
"Ya anak akan bertemu dengan keluarganya semakin terbatas. Waktu bermain dengan teman sekitar rumah juga terbatas," katanya.
Kepala Bidang Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Pemkot Surakarta Supraptiningsih mengatakan hak anak akan terampas jika sekolah menerapkan full day school.
"Ya salah satu hak anak itu bermain maka dengan adanya full day school akan terampas," katanya.
Dia mengatakan program tersebut akan membuat anak tertekan, sistem itu juga akan memisahkan anak dari kehidupan sosialnya, seharusnya Pemerintah mampu meleburkan batas pendidikan formal dan non formal di masyarakat.
"Masyarakat kalau dilibatkan juga akan ikut bertanggungjawab. Anak-anak ini jangan dipisahkan dari kehidupan sosialnya dengan cara seperti itu," katanya.
Dia mengatakan jika pemerintah hanya menekankan pada pendidikan formal, tanggungjawab sosial masyarakat untuk ikut terlibat juga akan melemah. Selain itu anak-anak juga akan kehilangan kepekaan sosial. Situasi seperti itu justru akan semakin membahayakan pada perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu alasan Muhadjir melontarkan wacana program full day school kepada murid SD dan SMP yaitu agar mereka menjadikan sekolah sebagai rumah kedua.
"Saya ingin sekolah jadi rumah kedua bagi anak-anak setelah rumah. Jangan swalayan, mal jadi rumah kedua mereka," kata Muhadjir dalam konferensi pers di Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016).
Dia berharap dengan lebih banyak waktu berada di lingkungan sekolah, anak-anak akan melakukan kegiatan positif.
Tetapi, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang mengatakan sekarang ini program tersebut masih dalam tahap pengkajian. Dia menyampaikan ide ini sebagai bagian dari sosialisasi sekaligus mencari umpan balik.
"Intinya terserah kepada Presiden (Joko Widodo). Kalau sudah dikaji secara menyeluruh akan diberitahu kepada masyarakat jadi ini baru ide dan gagasan," kata Muhadjir.
"Saya harus lontarkan kepada masyarakat jangan ternyata tidak cocok mendingan sebelumnya sudah bully daripada nanti sudah jadi malah jadi ribut," Muhadjir menambahkan.