Suara.com - Markas Besar Polri akan memberikan pernyataan bersama Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar di restoran Es Teler 77, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016). Pernyataan bersama tersebut terkait dengan tulisan Haris Azhar tentang kesaksian Freddy Budiman yang menyebutkan adanya dugaan keterlibatan oknum pejabat TNI, Polri, dan BNN, dalam penyelundupan narkoba.
Konferensi pers dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB, namun molor. Sampai berita ini diturunkan, acara belum berlangsung. Awak media yang telah datang sejak pagi masih menunggu kehadiran Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar dan Haris Azhar.
Sebelumnya, Haris Azhar mengatakan informasi yang disampaikannya seharusnya menjadi momentum bagi aparat penegak hukum membongkar peredaran narkoba di Republik. Sebab disinyalir bandar besar bersekongkol dengan oknum sehingga operasi mereka selalu aman.
"Harusnya ini bisa jadi satu momentum agar sama-sama bisa lebih terkonsolidasi untuk dapat gambar lebih besar, dalam rangka mengungkap kejahatan narkoba itu seperti apa. Karena dia tidak mungkin di satu institusi saja. Ada pembagian peran yang berlindung di balik institusi dan jabatannya dari apa yang mereka lakukan," kata Haris Azhar di Sekretariat Konsorsium Pembaruan Agraria , Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016) kemarin.
Haris Azhar berharap Presiden Jokowi turun tangan.
"Semoga semangat kita sama dengan pemerintah. Tinggal kita tunggu respon Presiden, meramunya (langkah-langkah penanganannya) akan seperti apa. Presiden harus turun tangan," ujar dia.
Haris Azhar menyayangkan tindakan tiga institusi penegak hukum yang justru menganggapnya mencemarkan nama baik.