Sumbang Perak untuk Indonesia di Rio, Perasaan Eko Campur Aduk

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 09 Agustus 2016 | 14:57 WIB
Sumbang Perak untuk Indonesia di Rio, Perasaan Eko Campur Aduk
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan (kiri), berpose di podium juara bersama peraih medali emas asal Kolombia, Oscar Albeiro Figueroa Mosquera (tengah), dan peraih perunggu, Farkhad Kharki (Kazakstan) [AFP/Goh Chai Hin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada perasaan yang bercampur aduk antara senang dan kecewa dalam diri Eko Yuli Irawan usai meraih medali perak pada cabang angkat besi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasi, Senin (8/8/2016) malam waktu setempat atau Selasa pagi WIB.

Rasa senang muncul karena dapat persembahkan medali perak bagi Indonesia, yang juga lebih baik dibanding yang diraihnya empat tahun lalu di ajang yang sama ketika mendapat perunggu.

Namun, ada juga kekecewaan yang terpendam karena sebelumnya dia begitu yakin bisa meraih medali emas mengingat persiapannya sudah cukup matang dan telah mengukur kemampuan angkatannya.

"Target saya pada Olimpiade tahun ini adalah emas. Tapi, yang jelas apa saya dapat malam ini harus saya syukuri," kata Eko yang pada pertandingan angkat besi kelas -62 kg putra di Pavillion 2 Kompleks Olahraga Riocento itu mencatat angkatan total 312 kilogram.

Angkatan totalnya pada pertandingan Senin malam tersebut tidak cukup untuk mengalahkan lifter Kolombia, Oscar Albeiro Figueroa Mosquera, yang menyumbang medali emas pertama bagi negaranya di Olimpiade 2016 ini.

Atlet kelahiran Lampung 24 Juli 1989 tersebut kini telah tiga kali tampil di Olimpiade. Dan istimewanya lagi, dari tiga kali penampilannya itu semuanya menghasilkan medali bagi kontingen Indonesia.

Pada Olimpiade Beijing 2008, Eko meraih perunggu di kelas -56 kg. Kemudian ia pindah ke kelas -62 kilogram saat Olimpiade London 2012, dan lagi-lagi ia meraih perunggu.

Kemudian di kelas idealnya -62 kg ini, pada Olimpiade 2016 torehan medali yang diraihnya pun meningkat menjadi perak.

Di luar Olimpiade, sejumlah prestasi telah diraih Eko diantaranya medali emas SEA Games 2009, 2013 dan 2015. Selain itu ia seringkali menempati peringkat teratas dalam kejuaraan-kejuaraan angkat besi tingkat internasional.

Eko yang lahir dari keluarga miskin di Lampung tampak sangat menikmati kariernya dan tekun dalam menjalani program-program selama berada di pelatnas.

Di usianya yang sudah menginjak 27 tahun, Eko sudah terbilang sudah cukup senior di kalangan atlet-atlet angkat besi. Namun, dia tetap ingin mewujudkan impiannya yakni meraih emas Olimpiade .

"Tekad saya tetap, ingin mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Kalau ada kesempatan saya ingin sekali lagi tampil di Olimpiade," kata Eko.

Olimpiade yang akan datang akan digelar di Tokyo, Jepang, 2020 nanti. Olimpiade 2020 itu kemungkinan akan jadi kesempatan terakhir bagi Eko untuk mengukir jenjang menanjak dalam kariernya di pesta olahraga sejagat itu, dari mulai perunggu, kemudian perak dan akhirnya emas. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI