Suara.com - Anggota DPRD Kabupaten Merauke, Provinsi Papua meminta pemerintah setempat bersama aparat terkait, meningkatkan pengawasan terhadap pelintas batas RI-Papua Nugini (PNG) dan barang-barang bawaan khususnya di wilayah Sota, Merauke.
"Pengawasan selama ini sudah cukup baik cuma perlu ditingkatkan karena ganja yang masuk ke Indonesia ini sudah cukup meresahkan," kata Anggota DPRD Merauke Fransiskus Sirfefa di Merauke, Senin (8/8/2016).
Pengawasan yang ketat, kata dia, bisa menekan penyebaran narkoba jenis ganja yang sebagian besar datang dari PNG, serta mencegah penyalagunaannya di kalangan generasi penerus bangsa.
"Kondisi seperti ini cukup memprihatinkan karena ruangnya terbuka. Akses mereka masuk itu mudah sekali. Ini korbannya adalah masyarakat kami yang ada di Merauke," ujarnya.
Ketua Komisi B DPRD itu menambahkan, petugas yang berjaga di perbatasan harus menekan ruang gerak pelintas batas yang tidak memiliki izin, baik yang masuk dari PNG demikian sebaliknya dari Indonesia.
"Pos lintas batas ini harus lebih tertib sehingga keluar masuknya orang paling tidak ada pemeriksaan dan lain-lain, demikian dengan orang yang dari Merauke, dia juga tidak seenaknya masuk ke sana," ujarnya.
Sebelumnya, BNN Papua menggelar operasi gabungan di kampung "Vietnam", Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura dan berhasil mengamankan delapan warga Papua Nugini serta 2,5 gram ganja dan 40 butir amunisi.
Kepala BNN Papua Jackson Lapolonga seusai pelaksanaan operasi mengakui, kawasan kampung "Vietnam" merupakan kampung yang dikenal sebagai kawasan rawan bagi masuknya narkoba jenis ganja dari PNG.
Karena itu saat menggelar operasi pihaknya melibatkan berbagai unsur selain polisi dan TNI baik TNI AD maupun TNI AL juga imigrasi dan Satpol pp dengan jumlah anggota yang terlibat mencapai 250 orang.
Dari operasi tersebut, kata Jackson Lapolonga, anggota juga menyita berbagai peralatan elektronika yang diduga hasil curian yang nantinya dibarter dengan ganja.