Hutan Riau Masih Kebakaran, 2 Helikopter Bom Air Dikirim

Minggu, 07 Agustus 2016 | 23:32 WIB
Hutan Riau Masih Kebakaran, 2 Helikopter Bom Air Dikirim
Kobaran api dan asap pekat dalam kebakaran terjadi di kawasan hutan produksi terbatas di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (5/3). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim dua unit helikopter pengebom air jenis Bell 214. Ini untuk memperkuat upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.

"Dua Heli Bell 214 sudah dikirim BNPB ke Riau. Mudah-mudahan penanganan Karhutla semakin baik dan maksimal," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sange di Pekanbaru, Minggu (7/8/2016).

Edwar menjelaskan dua Helikopter berukuran cukup besar itu tiba di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru pada Minggu sore tadi. Dengan datangnya dua unit heli tersebut, praktis saat ini Satuan tugas (Satgas) Karhutla Riau memiliki enam armada.

Sebelumnya, Riau telah memiliki dua unit Helikopter pengebom air jenis MI-171 dan Sikorsky serta dua pesawat Air Tractor. Selain itu, juga terdapat pesawat Cassa yang diperbantukan BPPT untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Menurut Edwar, dengan datangnya dua heli tersebut, selain memaksimalkan penanggulangan Karhutla, juga bertujuan untuk menguatkan upaya pencegahan karena Riau diprediksi akan terus segera mengalami puncak musim kemarau menjelang September 2016.

Namun, ia menolak jika kedua heli tersebut dikirim ke Riau karena wilayah tersebut mengalami kebakaran parah. "Justru saat ini Riau cukup aman. Untuk pertama kalinya dalam 18 tahun kita berhasil mengatasi asap. Ini yang coba kita jaga dan tingkatkan," tegasnya.

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016.

Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau Brigjen TNI Nurendi mengatakan perpanjangan status itu sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei sebelumnya telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar tetap meningkatkan pemadaman dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

"Bagi masyarakat diimbau untuk tidak membakar, terutama saat membuka lahan sebab, dampak kebakaran sangat luar biasa dan merugikan semua pihak. Pencegahan harus ditingkatkan karena lebih efektif daripada pemadaman," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI