Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault yang juga bakal calon Gubernur DKI Jakarta, menyayangkan keputusan calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang akhirnya memilih jalur partai politik ketimbang jalur independen. Pasalnya Ahok telah mengantongi dukungan 1 juta KTP masyarakat Jakarta. Adhyaksa pun menyebut Ahok tak konsisten.
"Tiba-tiba masuk jalur partai politik, itu nggak konsisten. Tapi nggak apa-apa, itu hak dia. Tapi kalau saya sendiri, kalau punya KTP sebanyak itu, saya pasti masuk jalur independen,"ujar Adhyaksa kepada wartawan, Sabtu (6/8/2016).
Menurutnya, proses pengumpulan KTP bukanlah hal mudah. Adhyaksa pun menjelaskan bahwa dalam pengumpulan KTP yang dilakukan di pusat perbelanjaan (Mal), membutuhkan biaya yang besar untuk menyewa tempat atau posko. Oleh karena itu dirinya menyadari keterbatasan dana dalam pengumpulan KTP.
"Pengumpulan KTP itu nggak gampang juga kan. Mobilisasi pengumpulan KTP di mal-mal itu perlu pendanaan yang besar. Kalau saya kan terbatas. Saya nggak punya dana, hanya punya doa dan semangat,"katanya.
Meski demikian, Adhyaksa siap bersaing dengan calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.
Namun dirinya akan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) jika memenuhi syarat maju melalui jalur independen pada esok hari, Minggu (7/8/2016).
"Saya siap banget. Persoalannya, KTP dukungannya masih direkap. Saya tidak mau KTP yang sudah melebihi 500 ribu ini mubazir. Kita harus cek, dobel-dobel atau tidak," jelas Adhyaksa.
Lebih lanjut, dirinya menuturkan, para relawan yang tergabung dalam Relawan Anak Muda Adhyaksa (RAMAH), terus melakukan rekapitulasi jumlah KTP dukungan agar memenuhi syarat KPU DKI Jakarta.
"Kalau kita lihat, jumlah KTP sudah masuk dalam jumlah lebih dari batas maksimal. Hanya persoalannya, benar apa nggak ya sedang dihitung di Posko. Kalau memenuhi, kita daftar, kalau tidak memenuhi ya sudah,"ungkapnya.