Faisal Basri Nilai Bambang Brodjonegoro Tak Bisa Yakinkan Jokowi

Sabtu, 06 Agustus 2016 | 15:41 WIB
Faisal Basri Nilai Bambang Brodjonegoro Tak Bisa Yakinkan Jokowi
Faisal Basri saat memimpin Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ekonom Senior Faisal Basri menyebut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, yang sebelumnya menjabat Menteri Keuangan tidak bisa meyakinkan Presiden Joko Widodo terkait target pajak yang dinilai terlalu tinggi dibanding tahun sebelumnya. Faisal juga mengetahui target APBN 2016 yang tidak realisitis.

"Target APBN 2015 yang dibuat pemerintah Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) naik 20 persen. Apa yang dilakukan Jokowi pertama kali mengubah APBN pajaknya dinaikkan menjadi 30 persen. Bambang tahu maksimal hanya 13 persen, tapi masih 'yes, yes' saja. Bambang nggak mampu meyakinkan Jokowi," ujar Faisal di Gado Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta, Sabtu (6/8/2016).

Faisal menilai kebijakan Presiden yang akan kembali memangkas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P 2016) sudah bagus. Faisal pun mengaku senang saat Presiden mau mendengar Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk merevisi APBN, dikarenakan penerimaan pajak tidak akan tercapai.

"Jadi (keputusan) Pak Jokowi sudah bagus. Akhirnya Pak Jokowi mau mendengar bahwa satu-satunya jalan adalah amputasi (pemangkasan APBNP). Bambang nggak mampu meyakinkan Jokowi.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk memangkas beberapa anggaran didalam APBNP-P 2016. Hal tersebut guna menjaga kredibilitas fiskal Indonesia sehingga kondisi perekonomian bisa lebih baik lagi.

Salah satu pos anggaran yang akan di potong adalah anggaran kementerian/lembaga hingga mencapai Rp65 triliun dan dana transfer daerah Rp68,8 triliun, sehingga total pemangkasan sebesar Rp133 triliun.

Dalam diskusi hadir pula Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta, Anggota Badan Anggaran DPR RI Eka Sastra, Wakil Ketua Umum KADIN Yugi Prayanto dan Peneliti INDEF Berly Martawardaya.

REKOMENDASI

TERKINI