Unik, Tukang Sayur Atasi Kematian Ibu dan Anak

Sabtu, 06 Agustus 2016 | 04:12 WIB
Unik, Tukang Sayur Atasi Kematian Ibu dan Anak
Ilustrasi ibu hamil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi melibatkan penjual sayur keliling untuk mempertahankan angka nol atau mengatasi kematian ibu dan anak (zero).

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menjelaskan inovasi di Kecamatan Sempu itu melibatkan penjual sayur seabagai pemburu ibu hamil risiko tinggi yang terpilih menjadi inovasi terbaik bidang kesehatan dari Jaringan Informasi Pelayanan Publik (JIPP) Pemprov Provinsi Jawa Timur.

"Program ini merupakan hasil dari dorongan inovasi di tiap-tiap unit layanan masyarakat yang ada, termasuk puskesmas. Kami mendorong tiap unit layanan membuat inovasi. Bila inovasi itu berhasil, tinggal diadopsi unit layanan lain," katanya.

Misalnya, kata dia, ada puskesmas yang membuat gerakan arisan jamban, ada yang fokus ke ibu hamil dan sebagainya.

"Jadi kami tidak perlu studi banding ke luar daerah. Cukup unit-unit yang ada saling berinovasi. Berhasil di satu kecamatan, kami terapkan di kecamatan sebelahnya. Kalau gagal, kita tahu apa kelemahannya, sehingga jadi pelajaran bagi kecamatan lain," kata Anas di Banyuwangi, Jumat (5/8/2016).

Terkait Program Pemburu Ibu Hamil Risiko Tinggi (Bumilristi) yang digarap Puskesmas Sempu, Anas mengatakan hal itu telah diuji dan dipaparkan di depan tim JIPP. Tim tesebut terdiri dari Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) penggiat inovasi publik.

Selain itu, juga melibatkan Deutsche Gesellschaft for Internationale Zusammenarbeit (GIZ), yakni institusi pemerintah Jerman yang yang banyak mengawal program inovasi pelayanan publik di Indonesia. Inovasi Pemburu Bumilristi ini telah dipilih oleh JIPP menyisihkan 84 program inovasi dari seluruh daerah di Jawa Timur.

"Dari 84 program yang diuji, kami masuk 10 besar. Setelah diuji lagi, akhirnya program tersebut lolos menjadi tiga besar, dan berhasil menjadi yang terbaik," katanya.

Semenara itu, Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi mengatakan Bumilristi yang digagasnya adalah gerakan menurunkan angka lematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah Puskesmas Sempu. Dalam program itu yang akan bertugas menjadi pemburu Bumilristi adalah tim gabungan.

"Uniknya, tim ini juga akan melibatkan tukang sayur keliling, selain tenaga medis dari Puskesmas Sempu," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI