Kapan Operasi Transplantasi Kepala Digelar? Ini Bocorannya

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 05 Agustus 2016 | 19:42 WIB
Kapan Operasi Transplantasi Kepala Digelar? Ini Bocorannya
Valery Spiridonov. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dunia kesehatan masih menanti-nanti terobosan baru yang disebut-sebut sebagai transplantasi kepala terhadap seorang pasien manusia. Kabarnya, operasi yang sudah ditunggu sejak beberapa tahun lalu itu akan dilaksanakan pada bulan Desember 2017 mendatang.

Valery Spiridonov, (31), adalah lelaki asal Rusia yang menderita penyakit Werdnig-Hoffman. Penyakit tersebut, membuat otot-otot tubuh si ahli komputer tersebut menyusut. Kondisi ini membuatnya harus terus hidup di atas kursi roda.

Pada tahun 2015, Spiridonov memutuskan menjadi sukarelawan dalam percobaan transplantasi kepala yang digagas oleh seorang pakar bedah syaraf asal Italia, Dr. Sergio Canevero. Rencananya, dalam operasi tersebut, kepala Spiridonov akan dipindahkan ke tubuh orang lain yang menjadi pendonornya.

Operasi rumit tersebut akan dimulai dengan melepaskan kepala dari tulang belakang masing-masing tubuh pasien. Kemudian, kepala Spiridonov akan dilekatkan pada tubuh pendonornya.

Polyethylene glycol, sebuah substansi mirip lem, akan digunakan untuk menyambungkan tulang leher Spiridonov dengan tulang belakang pendonornya. Setelah itu, sebuah lempengan logam akan ditanamkan untuk menstabilkan leher baru. Otot-otot dan pembuluh darah juga disambungkan.

Spiridonov akan dikondisikan dalam keadaan koma selama empat pekan untuk mencegah pergerakan tubuh, selagi kepala dan tubuh menjalani masa pemulihan.

Untuk mencegah tubuh baru menolak kepala Spiridonov, obat jenis immunosuppressant atau obat yang menghalangi atau mencegah aktivitas sistem kekebalan tubuh akan diberikan.

Apabila berjalan sukses, transplantasi ini digadang-gadang memberikan harapan bagi para penderita lumpuh.

Penggagas

Sejak tahun 2013, Dr. Canevero dan rekannya dari Cina, Profesor Ren Xiaoping dari Harbin Medical University, telah melakukan eksperimen transplantasi kepala pada hewan-hewan. Mereka mengklaim telah berhasil melakukan transplantasi kepala pada beberapa ekor tikus dan seekor monyet. Kabarnya, hewan-hewan tersebut berhasil bertahan hidup selama satu hari.

Awal tahun ini, Profesor Ren juga mengatakan bahwa timnya telah melakukan studi terhadap mayat manusia.

Setelah kedua pakar tersebut mengumumkan rencana mereka untuk melakukan transplantasi kepala, ahli medis di seluruh dunia menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap prosedur tersebut karena dinilai melanggar batasan ilmiah, baik secara etis maupun praktis.

Beberapa pakar medis dunia bahkan menyebut rencana Dr. Canevero hanya sebagai fantasi murni. Canevero bahkan dituding menyepelekan tantangan menyambungkan tulang belakang.

Kendati demikian, risiko besar dari transplantasi kepala tersebut tidak membuat Spiridonov gentar. Spiridinov mengatakan, dirinya mungkin tidak punya cukup waktu hidup untuk melihat transplantasi tersebut dilakukan pada orang lain.

Lansiran The New York Times, beberapa penyandang disabilitas di Cina sudah mengajukan diri untuk menjadi relawan dalam operasi transplantasi kepala tersebut.

Dr. Canevero memperkirakan, operasi bedah yang berlangsung selama 36 jam tersebut akan membutuhkan tim beranggotakan 150 dokter dan perawat dengan dana sekitar 100 juta Dolar Amerika. (Asia One)

REKOMENDASI

TERKINI