Suara.com - Dunia kesehatan masih menanti-nanti terobosan baru yang disebut-sebut sebagai transplantasi kepala terhadap seorang pasien manusia. Kabarnya, operasi yang sudah ditunggu sejak beberapa tahun lalu itu akan dilaksanakan pada bulan Desember 2017 mendatang.
Valery Spiridonov, (31), adalah lelaki asal Rusia yang menderita penyakit Werdnig-Hoffman. Penyakit tersebut, membuat otot-otot tubuh si ahli komputer tersebut menyusut. Kondisi ini membuatnya harus terus hidup di atas kursi roda.
Pada tahun 2015, Spiridonov memutuskan menjadi sukarelawan dalam percobaan transplantasi kepala yang digagas oleh seorang pakar bedah syaraf asal Italia, Dr. Sergio Canevero. Rencananya, dalam operasi tersebut, kepala Spiridonov akan dipindahkan ke tubuh orang lain yang menjadi pendonornya.
Operasi rumit tersebut akan dimulai dengan melepaskan kepala dari tulang belakang masing-masing tubuh pasien. Kemudian, kepala Spiridonov akan dilekatkan pada tubuh pendonornya.
Polyethylene glycol, sebuah substansi mirip lem, akan digunakan untuk menyambungkan tulang leher Spiridonov dengan tulang belakang pendonornya. Setelah itu, sebuah lempengan logam akan ditanamkan untuk menstabilkan leher baru. Otot-otot dan pembuluh darah juga disambungkan.
Spiridonov akan dikondisikan dalam keadaan koma selama empat pekan untuk mencegah pergerakan tubuh, selagi kepala dan tubuh menjalani masa pemulihan.
Untuk mencegah tubuh baru menolak kepala Spiridonov, obat jenis immunosuppressant atau obat yang menghalangi atau mencegah aktivitas sistem kekebalan tubuh akan diberikan.
Apabila berjalan sukses, transplantasi ini digadang-gadang memberikan harapan bagi para penderita lumpuh.
Penggagas
Sejak tahun 2013, Dr. Canevero dan rekannya dari Cina, Profesor Ren Xiaoping dari Harbin Medical University, telah melakukan eksperimen transplantasi kepala pada hewan-hewan. Mereka mengklaim telah berhasil melakukan transplantasi kepala pada beberapa ekor tikus dan seekor monyet. Kabarnya, hewan-hewan tersebut berhasil bertahan hidup selama satu hari.