Suara.com - Faizah Shaheen, seorang perempuan muslim warga negara Inggris mengaku mendapat perlakuan diskriminasi saat berada di Bandara Doncaster Sheffield, Inggris pada 25 Juli lalu. Cuma gara-gara membaca buku tentang kebudayaan Suriah di dalam pesawat, dia dicurigai sebagai teroris.
Dilansir dari laman Independent, Jumat (5/7/2016), penangkapan tersebut untuk menindaklanjuti laporan kru Thomson Airways, pada dua minggu sebelumnya. Pihak maskapai mencurigai Shaheen karena membaca buku berjudul Syria Speaks: Art and Culture from the Frontline.
Shaheen pun berencana membuat pengaduan resmi tehadap polisi dan Thomson Airways.
"Saya benar-benar tidak bersalah. Saya diperlakukan seperti seorang tersangka," katanya.
Shaheen menceritakan saat itu dia cukup tertekan dan sampai menangis. Polisi mengajukan beberapa pertanyaan sebelum akhirnya dia dibebaskan.
"Saya sangat marah dan kesal. Saya tidak bisa memahami bagaimana membaca buku bisa menyebabkan orang menduga saya seperti ini," ujarnya.
Juru bicara Thomson Airways mengatakan apa yang dilakukan krunya merupakan standar sebagai tindakan pencegahan. Meskipun, pihak maskapai memahami apa yang dirasakan Shaheen kala itu.
Sementara, polisi sudah mengakui soal peristiwa tersebut. "Tapi dia tidak ditahan, dia ditahan selama 15 menit dan kemudian dibebaskan," kata seorang juru bicara pihak kepolisian.