Suara.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku pernah mewawancarai langsung para pelaku bom di Kedutaan Besar Australia. Hal itu diungkapkan Tito dalam diskusi bertajuk Dialog Bersama Kapolri yang selenggarakan di kantor CDCC, Jalan Kemiri 24, Menteng, Jakarta, Kamis (4/8/2016).
"Saya pernah interview, saya ingat betul kasusnya di bom Kedubes Australia, saya tanya kepada pelaku bom kenapa meledakkan diri sendiri dan mencari mati? Dan kemudian matinya ini bagi temen teman ini langsung syahid, momentum pertama masuk surga pada saat melakukan eksekusi atau amaliah," ujar Tito.
Tito juga mengaku pernah ditanya teroris yang tertangkap. Pertanyaannya tentang kematian.
"Saya pernah tanya lagi kepada ratusan pelaku bom yang sudah ketangkep. Dia bilang, Pak Tito nanti akan mati nggak? Saya bilang pasti mati. Mana yang lebih penting mati suci atau berdosa? Suci, saya jawab," kata Tito .
"Kata mereka suci apakah menunggu waktu 80 tahun atau 20 tahun, itu is a matter apa bukan? Saya jawab yang penting suci. 'Sama pak, kita mati nggak perlu nunggu 80 tahun yang penting 20 tahun mati suci. Terus suci yang kamu maksud apa? 'yaitu mati syahid pak,' seperti itu. Menurut mereka bisa langsung mati syahid," kata dia.
Bagi teroris, kata Tito, konfrontasi dengan petugas sebelum meledakkan diri juga merupakan salah satu cara mati syahid.
"Kedua pada saat mereka konfrontasi, itulah menurut mereka bisa langsung masuk surga bertemu dengan Tuhan. Itulah ketika konfrontasi," katanya.