Suara.com - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu mengaku menolak rencana Kementerian BUMN yang akan mengalihkan aset anak perusahaan PT Pertamina yaitu PT Pertamina Geothermal Energy kepada Perusahaan Listrik Negara.
Presiden FSPPB Noviandri menjelaskan jika PGE diambil alih oleh PLN semua manajemen PGE bukan lagi di bawah Pertamina.
"Upaya ini merupakan untuk menyingkirkan Pertamina dari industri energi dan sekaligus melemahkan Pertamina dalam perusahaan energi lainnya," kata Noviandri saat menghelar konferensi pers di kantor Pertamina Pusat, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
Pihaknya mensinyalir, tujuan pengambilalihan PGE oleh PLN adalah untuk mendukung megaproyek ambisius listrik 35 ribu megawatt.
Noviandri mengaku memang selama ini Kementerian BUMN kerap 'merecoki'urusan dapur Pertamina, dengan alasan akan membuat holding BUMN.
"Kita melihat ada upaya pemecahan-pemecahan kegiatan bisnis Pertamina. Ada upaya untuk menyingkirkan Pertamina dari Industry Energy dan sekaligus melemahkan Pertamina dalam persaingan dengan perusahaan energi lainnya," tegasnya.
Oleh karenanya, FSPPB mengajak serikat pekerja PLN untuk menolak segala bentuk liberalisasi, privatisasi dan komersialisasi energi nasional yang notebene merupakan kepentingan asing dalam menguasai kekayaan energi nasional. Pihaknya juga mendesak Menteri BUMN Rini Soemarno untuk membatalkan rencana pengambilalihan PGE oleh PLN.
"Pengambil alihan PGE semata-mata adalah kepentingan para cukong dan taipan dalam menguasai aset negara baik pertamina maupun PLN," kata Noviandri.