Suara.com - Badan Reserse Kriminal Polri menggandeng media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Google untuk mengantisipasi maraknya ujaran kebencian (hate speech). Penyedia medsos sepakat dengan Polri untuk menanganinya.
"Kemarin Bareskrim menggelar pertemuan dengan sejumlah wakil penyedia medsos seperti Facebook, Twitter, dan Google serta Kemenkominfo untuk membahas maraknya konten yang mengandung pencemaran nama baik maupun ujaran kebencian dan SARA," kata Direktur Tipideksus Bareskrim Brigjen Agung Setya di Jakarta, Kamis (4/08/2016).
Dalam pertemuan dengan penyedia layanan medsos, mereka membahas dampak yang ditimbulkan akibat tulisan kepada keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Pada kesempatan tersebut penyedia medsos menyampaikan akan menyediakan jaringan atau link khusus untuk mempermudah pengguna medsos melaporkan akun-akun yang meng-upload atau menulis hal-hal yang memiliki muatan tindak pidana," ujar Agung
Dalam pertemuan tersebut, kata Agung, para penyedia medsos siap menyediakan channel khusus untuk pemerintah dan aparat penegak hukum agar bisa menerima informasi terkait siapa pemilik atau pengguna akun yang telah menyebarkan konten kebencian.
"Penyedia medsos sepakat untuk menyusun penanganan yang bersifat emergency dan akan mendukung Polri terhadap proses penyidikan terkait tindak pidana penyebaran konten SARA maupun penghinaan melalui media sosial," tutur Agung.
Baru-baru ini, Koordinator Kontras Haris Azhar dilaporkan institusi TNI, BNN, dan Polri ke Mabes Polri dengan UU ITE karena dianggap mencemarkan nama baik melalui tulisan di media sosial. Tulisan Haris tentang dugaan keterlibatan oknum aparat dalam penyelundupan narkoba didasarkan pada hasil wawancara terpidana mati Freddy Budiman.