Tim Angkat Besi Indonesia Siaga Satu di Olimpiade 2016, Ada Apa?

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Kamis, 04 Agustus 2016 | 15:03 WIB
Tim Angkat Besi Indonesia Siaga Satu di Olimpiade 2016, Ada Apa?
Menpora Imam Nahrawi meninjau pelatnas angkat besi di Kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, (21/6) [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minimnya informasi terkait peta kekuatan lawan membuat tim angkat besi Indonesia menerapkan siaga satu jelang keikutsertaan di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, 6-16 Agustus mendatang.

Tampak sejumlah negara yang dikenal kuat dalam cabang olahraga yang mengandalkan kekuatan ini, seperti Cina dan negara-negara dari kawasan Eropa Timur, sangat merahasikan tingkat kekuatan para lifternya.

Hal ini diketahui setelah para lifter dari negara-negara tersebut tidak terlihat mengikuti latihan di arena yang telah disediakan panitia. Kondisi inilah yang memicu kesiagaan kontingen Indonesia dalam menghadapi multievent empat tahunan itu.

"Dengan mengetahui kekuatan lawan, maka kami (sejatinya) bisa menentukan strategi hingga menjelang dimulainya pertandingan agar lifter kita bisa menang," kata Manajer Tim Angkat Besi Indonesia, Alamsyah, di Rio de Janeiro, Rabu (3/8/2016) atau Kamis pagi WIB.

"Persaingan di Olimpiade 2016 akan sangat ketat, termasuk pada kelas yang diikuti lifter-lifter Indonesia. Apalagi negara yang dikenal kuat seperti China dan negara-negara Eropa Timur sangat merahasiakan latihan mereka. Negara lain yang juga patut diwaspadai adalah Korea Utara dan Thailand," lanjut Alamsyah.

Tim Indonesia sudah menetapkan kelas-kelas yang akan diikuti para lifternya. Di kelas -77 kg misalnya, Indonesia menurunkan Deni. Sedangkan pada kelas -69 kg, tim Merah Putih mengirimkan dua lifternya, Triyanto dan I Ketut Ariana, serta Eko Yuli Irawan dan Muhammad Hasbi di kelas -62 kg.

Sedangkan pada kelompok putri Dewi Safitri di kelas 53 kilogram dan Sri Wahyuni di kelas 48 kilogram.

"Kami sudah mempertimbangkan dengan masak pindahnya Deni ke kelas -77 kg. Ia juga siap dan angkatannya semakin bagus," kata Alamsyah. "Para atlet kita umumnya punya mental yang kuat, dan sudah biasa menghadapi persaingan yang ketat dalam kompetisi tingkat dunia.".

Ketatnya pemeriksan doping juga tidak menjadi masalah bagi lifter-lifter Indonesia karena mereka sudah mengerti masalah larangan tersebut sehingga siap diperiksa kapan saja.

"Sewaktu latihan di Cape Town (Afsel), lifter kami juga didatangi petugas dari WADA (badan antidoping dunia), dan tidak ada masalah," tambahnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI