Dana Sudah Turun, Kenapa 10 Napi Tak Jadi Dieksekusi Mati?

Rabu, 03 Agustus 2016 | 15:10 WIB
Dana Sudah Turun, Kenapa 10 Napi Tak Jadi Dieksekusi Mati?
Ruhut Sitompul [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mempertanyakan langkah Jaksa Agung M. Prasetyo hanya mengeksekusi mati empat terpidana mati kasus narkoba dan menunda eksekusi terhadap 10 terpidana yang lain.

"Nah itu jadi pertanyaan besar. Jangan dibikin polemik baru. Ini kan Jaksa Agung bikin polemik terus," kata Ruhut di DPR, Rabu (3/8/2016).

Padahal, kata Ruhut, biaya untuk eksekusi 14 narapidana sudah dikeluarkan pemerintah dengan anggaran Rp200 juta per orang.

"Nah ini yang perlu ditanyakan. Kenapa nggak dieksekusi. Ini kan sudah inchracht," kata Ruhut.

Keempat terpidana mati yang dieksekusi pekan lalu yakni Michael Titus Igweh (Nigeria), Freddy Budiman (WNI), Humphrey Ejike (Nigeria), Seck Osmane‎ (Senegal). Mereka ditembak mati sekitar pukul 00.45 WIB di Lapangan Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Sedangkan 10 terpidana mati kasus narkoba yang ditunda yaitu eksekusinya:

1. Ozias Sibanda asal Zimbabwe

2. Obina Nwajaja asal Nigeria

3. Fredderik Luttar asal Zimbabwe

4. Agus Hadi asal Indonesia

5. Pujo Lestari asal Indonesia

6. Zulfikar Ali asal Paskitan

7. Gurdip Singh asal India

8. Merri Utami asal Indonesia

9. Okonkwo Nonso asal Nigeria

10. Eugene Ape asal Nigeria

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI